Toxic Membunuh Mentalitas
ilustrasi-Meghan Joyce via The Student Life-
BACA JUGA:Aksi Bergizi Makan Pisang, Masuk Muri
Pasang surutnya hubungan belum tentu dikatakan sebagai toxic relationship. Karena, hubungan toxic lebih cenderung memiliki pola negative berkepanjangan, serta minimnya pola positif. Sehingga pola negatif yang berkepanjangan dapat menguras tenaga, baik fisik maupun batin.
Pola negatif memicu konflik internal terjadi, di mana konflik internal (konflik batin) ini dapat menyebabkan kemarahan, depresi, sampai menimbulkan kecemasan.
Dengan adanya pola-pola negatif karena disebabkan hubungan toxic, maka seseorang tersebut akan sulit produktif menjalani hidupnya, sebab kesehatan mentalnya terganggu. Penyebab perilaku toxic biasanya dilatari oleh ketidaksehatan mental yang tidak terdiagnosis.
Trauma, depresi, gangguan kecemasan, menjadi suatu penyebab seseorang berperilaku toxic yang nanti berdampak negatif bagi orang yang memiliki hubungan dengannya. Hubungan toxic juga bisa muncul secara bertahap.
BACA JUGA:Mantan Kades Korupsi Keuangan Desa, Dipenjara 1 Tahun 3 Bulan
Apabila satu pihak terus menerus egois, tidak sopan, menuntut, dan bersikap negatif lainnya.
Adapun ciri toxic relationship yang perlu diwaspadai: Pertama, merasa berjuang mati-matian, tetapi tidak dihargai.
Kedua, harga diri menurun. Ketiga, sering muncul salah paham. Keempat, direndahkan, tidak didukung, selalu diserang ketika berusaha mengungkapkan perasaannya.
Kelima, komunikasi yang terjalin kurang baik sering berakhir dengan cekcok, sampai meninggalkan rasa tertekan. Keenam, munculnya kekhawatiran yang akut. Ketujuh, segala sesuatu yang dilakukan salah.
Beberapa ciri tersebut akan mempengaruhi mental seseorang jika tidak segera menyadari bahwa sedang menjalin hubungan toxic.
BACA JUGA:TKD Cirebon Siapkan Langka Menangkan Prabowo-Gibran
Ketika terjerat hubungan yang beracun, tanpa sadar harga diri serta kebahagiaan seseorang akan terabaikan. Bahkan, sampai mengikis rasa percaya diri. Sebab selalu disalahkan dalam setiap permasalahan. Lambat laun akan kehilangan jati diri, bahkan lebih parah kesehatan fisik akan terganggu.
Lalu, bagaimana cara mengatasi hubungan toxic agar tetap memiliki mental yang sehat? Pertama, mulai beri tahu perasaan Anda. Psikolog klinis Clinton W. McLemore menganjurkan, mulai dengan pendekatan secara damai. Mulai dengan komunikasi yang baik serta positif sebagai upaya untuk saling memahami.
Kedua, fokus terhadap permasalahan, bukan orangnya, bukan menyalahkan, akan tetapi lebih ke penyelesaian permasalahan. Ketiga, berani untuk jujur dalam segala situasi serta saling terbuka satu sama lain.
Keempat, kurangi cemburu berlebihan, bangun kepercayaan untuk orang lain dengan landasan kejujuran. (*)
Penulis adalah: Guru Bimbingan Konseling