Kamis, 07 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Kesalehan dalam Bermedia Sosial
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Minggu , 11 Feb 2024 - 18:00
Ilustrasi--
kesalehan dalam bermedia sosial oleh: achmad salim setiap kali membuka sosmed, hal yang pertama dilakukan adalah melihat status dan postingan di berbagai media sosial. berbagai macam status yang saya saksikan sebagai bentuk ekspresi warga net, seperti; hasil screenshoot chat dengan bestie, kegiatan sehari-hari yang mereka abadikan dalam postingan, hingga kata-kata galau yang dapat mengekspresikan perasaannya. selain itu, seringkali saya temukan di berbagai platform media sosial (facebook, instagram dan whatsapp) status atau postingan mengenai potret seseorang yang sedang melakukan kewajiban beribadah tentang nuansa keagamaan yang mencerminkan ritual keagamaan mereka pada saat melakukan kewajiban seperti ibadah, berdoa, dan bersedekah. postingan tentang seseorang yang membagikan momen nuansa keagamaan mereka di media sosial membuat saya bertanya, apakah yang mereka tampilkan di media sosial dapat mencerminkan ketulusan dalam menjalankan praktik keagamaan, ataukah itu hanya pencitraan semata? baca juga:pemilu dan masa depan jawa barat dalam era digital yang begitu masif, media sosial telah menjadi panggung utama dalam merepresentasikan diri. itu sebab, seringkali status atau postingan yang disuguhkan menciptakan sebuah narasi yang dapat mencerminkan ketulusan seseorang atau itu hanyalah upaya sebagai pencitraan. beberapa orang mungkin membagikan momen keagamaan mereka sebagai wujud kesungguhan dan dedikasi mereka. sementara yang lain, bisa saja melakukan untuk mendapatkan pengakuan atau pujian dari orang lain, ataukah sengaja memposting dirinya 'seolah-olah' sedang melakukan ibadah agar wanita atau pria yang dia sukai merasa kagum dengan dirinya. berdasarkan uraian diatas, saya meminjam konsep pemikiran dari jean bouldriard seorang tokoh sosiologi modern tentang simulacra. baca juga:asnawi mangkualam siap tempur, cari tantangan baru bersama port fc di liga thailand yang di mana media sosial telah 'memaksa' manusia untuk mematikan aktivitas dunia sosialnya yang secara nyata. kematian tersebut ditandai dengan individu yang seringkali terjebak dalam perangkap simulacra sehingga manusia kerap kali kesulitan membedakan kehidupan nyata dan tidak nyata. kehidupan sosial manusia telah di bahas oleh erving goffman (1922-1982), seorang sosiolog kanada dalam bukunya yang berjudul the presentation of self in everyday life dengan konsep front stage dan back stage sebagai cara untuk menggambarkan perbedaan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari antara perilaku publik dan privasi. dalam konteks dramaturgi goffman, kita dapat memahami bahwa postingan tentang keagamaan di media sosial bisa dianggap sebagai bagian dari pertunjukan sosial seseorang. orang seringkali menyusun citra diri yang diinginkan dan berpartisipasi dalam tindakan yang memainkan peran tertentu, dan media sosial memberikan panggung bagi pertunjukan ini. baca juga:brace erling haaland geser liverpool di puncak klasemen dewasa ini, media sosial memainkan peran yang signifikan dalam membentuk dan mengekspresikan identitas keagamaan individu. dengan memungkinkan pengguna untuk membagikan pemikiran, pengalaman, dan keyakinan mereka secara luas, platform-platform seperti facebook, instagram, dan whatsapp telah menjadi panggung virtual di mana orang dapat merayakan, merinci, atau merenungkan aspek aspek keagamaan dalam hidup mereka. postingan-potingan, foto terkait keagamaan membantu membentuk citra online seseorang, yang pada gilirannya dapat memengaruhi bagaimana orang lain memandang dan mengenali mereka. sebagai sarana interaksi sosial yang kuat, media sosial juga memfasilitasi terbentuknya komunitas keagamaan online di mana individu dapat saling mendukung, berdiskusi, atau bahkan merayakan ritual keagamaan bersama secara virtual. namun, seiring dengan potensi positifnya, media sosial juga dapat memunculkan pertanyaan tentang sejauh mana identitas keagamaan yang diungkapkan di dunia maya mencerminkan identitas sehari-hari seseorang. baca juga:profil akram afif, bintang kemenangan qatar di final piala asia 2023 tantangan mempertahankan autentisitas dan mengelola persepsi orang lain terhadap identitas keagamaan menjadi bagian integral dari peran media sosial dalam membentuk dan mendefinisikan bagaimana keagamaan tercermin dalam ranah digital. sehingga, media sosial dapat menciptakan kesenjangan antara penampilan dengan realitas. pada satu sisi, media sosial dapat memberikan ruang bagi individu untuk berbagi nilai-nilai keagamaan mereka agar dapat menginspirasi orang lain. sedangkan disisi lain, terdapat pula sesorang yang melakukan citra palsu terkait kesalehan beragama mereka di media sosial hanya untuk mendapatkan pujian kepada warga net tanpa benar-benar melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga status di media sosial seringkali potret yang dipilih secara cermat agar dapat menyembunyikan kenyataan di balik layar. baca juga:hasil yordania vs qatar bagi saya, kegiatan keagamaan di media sosial dapat dijadikan sebagai alat positif untuk memposting nilai-nilai keagamaan. namun, kita juga harus berhati-hati agar tidak masuk dalam perangkap pencitraan dan kepalsuan. kesalehan sejati dalam hal ini hubungan individu dengan tuhan seharusnya dapat dijadikan sebagai tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk di pahami bahwa, media sosial hanya menciptakan tampilan yang tidak selalu mencerminkan realitas sedangkan praktik kesalehan dalam beragama adalah hal yang bersifat privat yang tidak selalu harus dimunculkan di media sosial. hidup memang adalah panggung sandiwara, tapi apakah dalam beragama kita perlu bersandiwara? (*) penulis adalah ketua qohuwa buntet pesantren cirebon
1
2
3
»
Tag
# media sosial
# wacana
# opini
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 12 Februari 2024
Berita Terkini
Evaluasi Debat Pilkada Kota Cirebon: Tak Boleh Bawa Contekan, Lokasinya di Kabupaten Cirebon
Headline
49 detik
Mengenal Soerjadi Soerjadarma, Keturunan Kanoman Cirebon yang Jadi Perintis AURI
Headline
3 menit
Bappelitbangda Segara Berganti Nama Baperida
Aneka Berita
39 menit
Akselerasi Program 100 Hari
Aneka Berita
40 menit
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi 5.000 Meter
Berita Utama
40 menit
Berita Terpopuler
Guru Banyak yang Stres?
Wacana
3 jam
Kuwu Ciwaringin Diberhentikan Sementara, Diduga Selewengkan Dana APBDes
Headline
4 jam
Motor Listrik Savart S-1P Sukses Uji Ketahanan Sejauh 3.000 Km Jawa-Bali
Aneka Berita
5 jam
Bagian Barjas Siap Laksanakan Lelang Dini
Headline
4 jam
3 Hari Di Laut, Suradi Ditemukan Nelayan dalam Kondisi Lemah dan Linglung
Headline
4 jam
Berita Pilihan
Timnas Indonesia Resmi Jadi Tuan Rumah saat Kontra Bahrain, Menpora: Tidak Datang, WO
Headline
2 minggu
Timnas Indonesia Kalah Lawan China, Shin Tae Yong Beri Penjelasan Berikut
All Sport
3 minggu
Ranking FIFA Timnas Indonesia Anjlok, Hasil Arab Vs Bahrain Untungkan Indonesia
All Sport
3 minggu
Inilah Update Rangking FIFA Timnas Indonesia Terbaru Usai Tahan Imbang Bahrain
All Sport
3 minggu
Timnas Indonsia Turunkan Kekuatan Penuh, Yakin Bisa Curi Poin dari Bahrain
All Sport
1 bulan