Mahfuz Sidik: Akan Ada Partai Lama Digantikan Partai Baru di Senayan
Sekjen Partai Gelora Mahfuz Sidik (kanan) saat diskusi Gelora Talks bertajuk Peluang Partai Baru Lolos ke Senayan, Rabu 10 Januari 2024.--Radar Cirebon
“Sehingga dari survei kami, disimpulkan ada dua partai nonparlemen yang kemungkinan masuk elektoral threshold, kalau mereka konsisten dengan cara-cara yang dilakukan dalam satu bulan ini. Kalau konsisten akan terus menaikkan elektabilitas PSI dan Partai Gelora, serta tidak menutup kemungkinan masuk Senayan, karena jaraknya sudah tinggal sedikit lagi," tegasnya.
BACA JUGA:Wawancara dengan Mahfuz Sidik: Mampukah Indonesia Menjadi Superpower Baru?
Pada kesempatan ini, Ketua DPP PSI Cheryl Tanzil mengatakan, pada Pemilu 2024 mereka lebih percaya diri dan optimistis bisa masuk ke parlemen. Perombakan pengurus inti, yakni pengangkatan Kaesang anak Jokowi menjadi ketua umum, memberikan suntikan modal dan moral bagi PSI.
“Tim kami baru, pengalaman juga sudah ada di 2019 sehingga kami lebih optimistis. Meski muda, kami belajar cepat. Segmentasi kami sangat besar di anak muda," kata Cheryl.
Cheryl mengatakan, PSI mengusung ideologi antikorupsi dan antiintoleransi. Menurut dia, dua isu tersebut diterima oleh kalangan anak muda. Selain itu, jargon seperti 'Ikut Jokowi PSI dan PSI Partai Jokowi' membuat partai ini semakin dikenal masyarakat luas. “Kami dukung Prabowo bukan hanya mengejar efek ekor jas, melainkan juga karena ada anak muda, Gibran," tandas Cheryl.
Direktur Eksekutif Algoritma Research & Consulting Aditya Perdana menambahkan, apa yang dilakukan PSI dan Partai Gelora sebagai partai baru sudah sangat baik, tinggal dilaksanakan secara konsisten saja. “Jadi saya pikir sudah sangat baik, tinggal dijalankan dan diimplementasikan secara konsisten, karena kita semua juga ingin melihat itu," kata Aditya.
Aditya menilai naiknya tren elektabilitas PSI dan Gelora ada faktor Jokowi effect dalam lanskap perpolitikan Indonesia hari ini, dalam Koalisi Indonesia Maju yang mengusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Jadi dalam konteks 2024, Jokowi fffect ini cukup signifikan. Partai yang bisa mendapatkan efek dari ini pasti akan mendapatkan keuntungan. Saya kira tentu hal ini sudah diperhitungkan Partai Gelora ketika bergabung dengan koalisi Pak Prabowo, memang efek ini yang dicari," jelasnya. (abd)