Baher Minta Limbah Dihentikan
SIDAK: Anggota Komisi VII DPR RI H Bambang Hermanto (Baher) mengunjungi PT Java Seafood usai mendapat keluhan warga soal bau busuk yang menyengat dari pabrik.-istimewa-radar cirebon
INDRAMAYU- Keluhan masyarakat terkait bau busuk menyengat dari pabrik tepung ikan, mendapat perhatian dari sejumlah pihak.
Tidak terkecuali dari Anggota DPR RI dari dapil Indramayu Bambang Hermanto SE.
Anggota Komisi VII itu bergerak cepat dengan mengunjungi PT Java Seafood yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan dan produksi pabrik tepung ikan itu, Rabu (10/1).
Tampak mendampingi Baher panggilan akrab Bambang Hermanto, adalah Direktur Industri Makanan Hasil Laut Dan Perikanan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian RI Dyan Garneta Paramita Sari.
BACA JUGA:Pengaruh Game Online Terhadap Dunia Pendidikan Anak Sekolah Dasar
Kedatangan Baher disambut Manajer PT Java Seafood Windi Novindar. Di hadapan wakil rakyat itu,Windi membenarkan adanya limbah yang mengganggu masyarakat yaitu mengenai adanya bau yang tidak sedap yang disebabkan oleh bahan baku produksi yaitu ikan pirik.
Bahkan, ia berjanji akan melakukan pengurangan penggunaan bahan baku ikan pirik tersebut guna menangani permasalahan limbah yang sedang menjadi pembicaraan masyarakat. “Benar bahwa limbah berhasil dari pabrik. Kedepan kita akan kita antisipasi agar tidak bau,” jelasnya di hadapan pria yang akan maju lagi sebagai caleg DPRI Dapil Jabar VIII ini.
Dalam kesempatan itu, Baher menyampaikan bahwa permasalahan ini harus segera diselesaikan. Bukan hanya untuk masyarakat saja melainkan untuk keberlangsungan Java Seafood sendiri.
Dari hasil pertemuan tersebut ada beberapa hal yang menjadi fokus perhatian anggota DPR RI. Yang pertama, lanjut Baher, persoalan limbah harus segera diselesaikan. “Sudah bertahun-tahun masyarakat menghirup aroma yang tidak sedap sehingga hal ini perlu adanya perhatian khusus dari pihak perusahaan,” ujar Baher.
BACA JUGA:700 Atlet Ramaikan Navy Open Tournament Piala Danlanal
Terkait proses pendistribusian dana CSR, Baher juga meminta harus tetap sasaran. Sebab, lanjutnya, saat ini keterlibatan perusahaan dalam membina masyarakat sekitar belum maksimal. Menurutnya, data yang disajikan saat rapat masih kurang lengkap. “Kita masih menunggu jawaban yang lengkap dari pihak perusahaan,” katanya.
Selama ini, kata Baher, kepedulian perusahaan belum maksimal. “Kedepan harus benar-benar memperhatikan wilayah sekitar. Terutama dalam hal pembagian CSR,” pungkasnya. (oni/rls)