Kembali, Profesor Masataka Jadi Narasumber di SLBN Taruna Mandiri

Profesor Masataka Kizuka dari Kyoto Prefectural University of Medicine, Jepang, kembali menjadi nara sumber dalam kegiatan Lesson Syudi yang ketiga kalinya di SLBN Taruna Mandiri. -ist-radar cirebon
Sebanyak 65 guru dan pendamping guru SLB se-Kabupaten Kuningan ikut serta dalam kegiatan Lesson Study yang digelar selama dua hari Selasa-Rabu (4-5/2/2025). Kegiatan ini adalah yang ketiga kalinya digelar dalam kurun waktu satu tahun setengah pasca nota kerja sama diteken pengelola SLB Negeri Taruna Mandiri, Desa Sampora, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dengan Profesor Masataka Kizuka dari Kyoto Prefectural University of Medicine, Jepang.
Profesor Masataka Kizuka sendiri kembali menjadi narasumber workshop penguatan Lesson Study. SLBN Taruna Mandiri memang memiliki hubungan tersendiri dengan Profesor Masataka Kizuka lantaran mereka sudah menandatangani kerja sama atau MoU untuk jangka waktu yang cukup lama yakni dua tahun. Ini adalah pertemuan ketiga dari empat pertemuan yang direncanakan selama dua tahun.
Kepala SLB Negeri Taruna Mandiri Kokoy Kurnaeti menerangkan, SLBN Taruna Mandiri merupakan satu-satunya SLB di Jawa Barat yang menjalin kerja sama secara langsung dengan Profesor Masataka Kizuka dari Kyoto Prefectural University of Medicine, Jepang. Menurut istri dari Kepala Disporapar Kabupaten Kuningan Dr Elon Carlan MPd tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas dan profesional guru SLB.
"Lesson Study ini sangat bermanfaat bagi para guru karena memperoleh pengetahuan baru tentang metode mengajar yang lebih efektif bagi anak didiknya. Kegiatan ini adalah yang ketiga kalinya dalam satu setengah tahun ini. Kami menjalin kerja sama selama dua tahun dengan Pak Profesor Masataka,” ujar Kokoy, kemarin.
BACA JUGA:Mutasi Harus Seizin Kemendagri
Dalam kerja sama tersebut telah disepakati bahwa kegiatan Lesson Study ini tidak hanya digelar sekali saja. Tetapi berlanjut selama tiga tahun ke depan. Dalam setahun, digelar dua kali pelatihan untuk capaian metode pembelajaran pendidikan khusus yang berkualitas dan menciptakan tenaga pendidik SLB di Kabupaten Kuningan yang kreatif, berkualitas dan profesional dalam menjalankan profesinya.
"Kami juga sudah mendapat pelatihan pertama dan kedua yakni pada bulan Maret serta September 2024. Dan yang sekarang ini adalah ketiga kalinya. Siswa yang diundang untuk mengikuti kegiatan ini juga berbeda dari sebelumnya. Yang sekarang merupakan siswa tuna rungu," jelas Kokoy.
Sementara itu, Profesor Masataka Kizuka dari Kyoto Prefektural University of Medicine mengungkapkan, kalau program ini akan dilanjutkan ke depannya. Ini adalah kali ketiga dirinya datang ke SLBN Taruna Mandiri. “Menurut saya tidak cukup hanya melihat situasi dan gurunya tiga kali saja. Karena Lesson Study ini merupakan program pengembangan profesional berkelanjutan. Jadi kata kuncinya adalah berkelanjutan dan pengembangan profesional,” tegas Profesor Masataka.
Di awal sesi tadi, dirinya berbicara tentang profesionalisme. Dia juga menyampaikan ke para peserta bahwa guru itu harus profesional. Profesional itu misalnya dokter dan pengacara. Dokter dan pengacara selalu mendidik diri mereka. Mereka selalu membutuhkan pengetahuan baru, cara baru untuk melakukan sesuatu, dan cara baru dalam melakukan praktiknya. “Jadi hal ini juga berlaku bagi guru. Jadi secara berkelanjutan, sekolah memberikan kesempatan seperti ini,” paparnya.
BACA JUGA:KPK: Harun Masiku Bukan Kader PDIP
Masataka mengakui jika di SLBN Taruna Mandiri mereka sudah melakukan Lesson Study dalam pembelajaran mereka sehari-hari. Namun ketika dirinya datang ke sini mereka bisa mendapatkan pandangan lain dari orang-orang di luar SLBN Taruna Mandiri. “Makanya penting sekali untuk mengadakan acara seperti ini. Jadi bagi saya, saya akan melanjutkan kegiatan ini, selama sekolah juga mau melakukannya,” sebut Masataka.
Professor Masataka juga bilang bahwa hingga saat ini belum ada dukungan pemerintah. Seharusnya pemerintah memberikan dukungan karena perjalanan ini dia membiayainya sendiri. “Ongkos saya dari Jepang ke Indonesia, dan sebelumnya juga demikian. Karena itulah, kalau pemerintah benar-benar ingin memberikan pendidikan yang baik bagi para anak-anak di Indonesia, pemerintah harus mendukung guru. Kalau tidak, akan sulit mengimplementasikan pendidikan. Karena itulah pemotongan anggaran sama sekali tidak dapat diterima,” tandas sang profesor. (ags)