Tetangga Aman Tanda Beriman

Ilustrasi hidup bertetangga.-istimewa-

BACA JUGA:Eti : Saksi Harus Berani Kritis Ketika Ada Kejanggalan Pemungutan di TPS

Menurut Sabir Maidin (2017) pengertian tetangga tidaklah terbatas pada tempat tinggal saja, tetapi juga mencakup ditempat kerja, pasar, kantor.

Tetangga yang paling dekat artinya tetangga yang ada hubungan kekerabatan, sedangkan tetangga yang jauh adalah tetangga yang tidak memiliki hubungan nasab atau kekerabatan.

Maka, tetangga kita adalah orang yang tinggal disekitar kita. Apakah ia ngontrak, ngekost atau memiliki rumah sendiri di sekitar kita.

Atau orang yang berada secara fisik (badan) dekat dengan kita karena teman sejawat kerja, atau karena kolega bisnis, karena teman belajar atau dalam hubungan yang lain seperti murid dengan guru. 

BACA JUGA:Naik Lagi! Harga Emas Antam Jadi Rp1,47 Juta per Gram, Mau Jual?

Tetangga, bukanlah karena domisili saja, atau karena rumah dekat dengan kita, tapi bisa juga karena fisik (badan) yang berdekatan dengan kita.

Hubungan kerekatan dan kedekatan tersebut mengakibatkan tersedianya waktu yang cukup lama dalam pertemuan.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR at-Tirmidzi).

Hal itulah yang menjadikan tetangga memiliki nilai penting dalam hubungan social. Syariat Islam menjadi berfungsi dan yang pertama kali dijalankan adalah dalam membangun hubungan antar manusia.

BACA JUGA:Mendesak Jalan Perjuangan di Pasang Marka Jalan Pita Penggaduh

Maka keberhasilan seseorang melaksanakan perintah Allah adalah bagaimana ia membangun hubungan dengan tetangganya. 

Bersyukurlah bagi kita yang mampu bertetangga dengan baik, diberi nasib memiliki tetangga yang baik. Tentulah gairah bertetangga menjadi pertanda iman yang baik.

Sebaliknya, saat berbagai persoalan melanda bertetanggaan, tentu segenap jiwa dan raga ditumpahkan untuk membangun hubungan baik dengan keragaman prilaku dan karakter manusia. Maka, bila berbuat baik menjadi tidak berpaluang, cara berbuat baiknya adalah tidak mengusiknya.

Seseorang dianggap gagal apabila ia membuat tetangganya menjadi tidak nyaman.

Tag
Share