Tangkal Hoaks, Mafindo Gelar Sekolah Kebangsaan
Mafindo menggelar Sekolah Kebangsaan untuk menangkal informasi hoaks menjelang Pilkada 2024 Madrasah Aliyah (MA) Assalam Maja,-ONO CAHYONO-radar majalengka
MAJALENGKA – Mafindo melalui program Tutur Nalar kembali menggelar Sekolah Kebangsaan untuk menangkal informasi hoaks menjelang Pilkada 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah penyebaran hoaks terkait banyaknya postingan di media sosial (medsos) selama pesta demokrasi di era keterbukaan informasi.
Media sosial kini menjadi ajang untuk menarik simpati masyarakat bagi para peserta Pemilu.
Namun, media sosial seringkali tidak menjamin akurasi, sehingga perlu diwaspadai.
BACA JUGA:BPBD Rakor Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Bencana
Bahkan, pada momen Pilkada seperti saat ini, media sosial bisa digunakan untuk menjatuhkan lawan politik dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih ini bisa membawa dampak yang merugikan atau menguntungkan siapa saja.
"Output dari acara Sekolah Kebangsaan ini diharapkan dapat membuat generasi Gen Z, yang sebagian besar adalah pemilih pemula, terhindar dari hoaks. Hoaks itu bisa diciptakan dan sangat berbahaya," kata Koordinator-Fasilitator Tutur Nalar, Aji Riki Nudin, usai kegiatan di Madrasah Aliyah (MA) Assalam Maja, Kabupaten Majalengka.
Mereka menyasar para pemilih pemula, khususnya kalangan pelajar, bukan tanpa alasan. Aji menjelaskan bahwa ratusan pelajar yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inisiator di lingkungan mereka untuk mencegah penyebaran hoaks.
BACA JUGA:19.860 Petugas Pilkada 2024 di Kuningan Terjamin BPJS Ketenagakerjaan
"Gen Z juga merupakan generasi yang mengerti dunia digital. Di keluarganya, mereka bisa menjadi perisai utama untuk mengingatkan anggota keluarga lainnya. Apalagi, saat ini kita sedang gencar-gencarnya menghadapi Pilkada pada 27 November mendatang. Kami berharap tidak ada lagi orang-orang yang terjebak oleh bahaya hoaks," kata Aji.
Dalam kesempatan tersebut, mereka juga memberikan pemahaman tentang cara membedakan informasi palsu.
Hal ini diharapkan agar para peserta kegiatan tidak mudah terkecoh dengan informasi yang beredar.
Pihaknya membuat sebuah micro-teaching, yang akan membagi peserta ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk memberikan materi mengenai bagaimana hoaks bisa masuk, cara menangkal hoaks, serta bagaimana cara membedakan berita hoaks dengan yang benar.