Panen Raya Padi Organik di Indramayu, BSIP Jawa Barat Targetkan Dalam 5 Tahun bisa Swasembada Pangan
PANEN RAYA: Sejumlah pejabat secara simbolis memegang tanaman padi hasil budidaya menggunakan pupuk organik saat panen raya di Desa Jatisawit Lor, Kecamatan Jatibarang.-anang syahroni-radar indramayu
INDRAMAYU – Keseriusan pemerintah melalui Kementerian Pertanian RI dalam mengembangkan klaster padi organik di Kabupaten Indramayu, terus dilakukan. Yakni, dengan mulai munculnya klaster-klaster petani ramah lingkungan di Kabupaten Indramayu.
Sebelumnya, telah dilakukan panen raya padi organik di Kecamatan Widasari dan Kecamatan Tukdana. Nah, kali ini, panen raya padi organik dilakukan di Desa Jatisawit Lor, Kecamatan Jatibarang, binaan Gapoktan Sri Makmur yang membuat demplot pupuk organik di wilayah Kecamatan Jatibarang seluas 103 hekter di beberapa titik.
Kepala Badan Standarisasi Intrumen Pertanian (BSIP) Jawa Barat, Dr Rustan Massinai STP MSc mengatakan, panen raya klaster padi organik di Kecamatan Jatibarang dilakukan dengan pupuk organik yang sudah teruji tingkat keberhasilannya. Sehingga tingkat produktivitasnya sudah diketahui pasti.
"Beberapa waktu lalu, kita mampu menciptakan 13 ton per hektar. Ini tentu tidak membuat berhenti sampai di situ. Program ini identifikasi pertanian yang dicetuskan Pak Menteri Pertanian RI, dan kita akan kawal terus," katanya.
BACA JUGA:Warga Indramayu Jadi Wakapolri
BSIP Jawa Barat, lanjut Rustan, akan mengawal petani klaster padi organic, mulai dari penggunaan benih unggul, penggunaan pupuk yang tepat sasaran, termasuk bagaimana pasokan kebutuhan air yang mencukupi untuk menunjang peningkatan hasil produktivitas tanaman padi.
Sehingga, dengan adanya program 1.000 hektar lahan padi organik di Kabupaten Indramayu yang dibina Gapoktan Sri Makmur, dapat menyejahterahkan petani. Dan program Presiden RI Prabowo Subianto dalam waktu 4 sampai 5 tahun, Indonesia bisa swasembada pangan.
"Tentu, itu semua bisa terwujud dengan bantuan dari stakeholder di Kabupaten Indramayu, dan teman-teman dari Forum Kebangsaan Nusantara (FKN). Kita bisa buktikan, dengan penggunaan pupuk organik yang kita rekomendasikan, hasilnya bisa naik antara 2 sampai 3 ton per hektarnya," papar dia.
Sementara itu, Ketua Gapoktan Sri Makmur, Ayi Sumarna SP mengatakan, panen raya organik yang dilaksanakan, merupakan salah satu dukungan dalam menyukseskan program Kementerian Pertanian di Kabupaten Indramayu yang telah menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai salah satu daerah pengembangan pertanian klaster organik seluas 2.000 hektar.
BACA JUGA:Bujukan Ragnar terhadap Ole Romeny Mulai Berhasil, Tunggu Bulan Maret
"Dibagi beberapa orang, 1.000 hektar itu, di Kecamatan Widasari, pada musim tanam gaduh, untuk Gapoktan Sri Makmur telah mengelolah 103 hektar lahan dengan menggunakan pupuk organik. Hasilnya rata-rata 8 ton per hektar, biasanya 6–7 ton. Ini kan namanya meningkat," paparnya.
Dalam menyukseskan program 1.000 hektar lahan padi organik, Gapoktan Sri Makmur pun di musim tanam rendeng, akan menambah luasan lahan seluas 500 hektar. Sehingga dipastikan di musim tanam rendeng di Kecanatan Jatibarang terdapat 603 lahan padi dengan menggunakan pupuk organik.
"Penggunaan pupuk akan kita pantau. Pupuk juga disiapkan dan paling penting pemasarannya juga ada. Sehingga petani yang bergabung bersama Gapoktan Sri Makmur, gabah hasil panen akan dibeli dengan harga yang bagus, karena kami sudah punya pangsa pasar sendiri," tandasnya.
Turut hadir pada acara tersebut perwakilan dari Kementerian Pertanian, Atase Perdagangan dari Timor Leste, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, BJB, BRI Kanca Jatibarang, dan para petani klaster padi organik di Kabupaten Indramayu. (oni)