Pro Kontra UN
Ilustrasi pelaksanaan UN.-istimewa-
Oleh: Munib Rowandi Amsal Hadi*
ISU bahwa Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah sedang mempertimbangkan beberapa program pendidikan, termasuk peluang UN diadakan kembali, memicu pro dan kontra di tengah masyarakat.
Jusuf Kalla (JK) dan almarhum Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) dikelompokkan oleh masyarakat sebagai tokoh yang pro pada pelaksanaan UN.
Dua tokoh ini sejak ada isu akan ditiadakannya UN oleh Mendikbud, sudah memberikan aba-aba ketidaksetujuannya.
BACA JUGA:Potensi Cuaca Ekstrem Ancam Kabupaten Cirebon, BPBD Minta Masyarakat Waspada
UN seharusnya menjadi bagian penting dari sebuah proses pembelajaran yang dipelajari setiap siswa. “Jangan menciptakan generasi muda yang lembek,” demikian pernyataan Jusuf Kalla.
Almarhum Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii) berpendapat, jika UN tidak diberlakukan, tidak ada tolak ukur untuk mutu pendidikan ini.
“Nanti kalau tidak begitu ada ujian nasional, nanti para murid, para siswa itu tidak sungguh-sungguh lagi belajar,” demikian paparan Buya Syafii.
Sementara Sandiaga Uno dan Hidayat Nur Wahid dikelompokan sebagai tokoh yang kontra atau menolak dilaksanakannya UN. Keduanya mendukung tidak dilaksanakannya UN.
BACA JUGA:Pendaftaran Bakomsus Polri 2025 Dibuka, Berikut Syarat dan Jadwalnya
UN tidak dilaksanakan mulai pada 1 Februari 2021 dengan diterbitkannya Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penghapusan Ujian Nasional dan Ujian Kesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah selama Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Tujuan utama UN ditiadakan adalah agar siswa dapat mengembangkan kemampuan tanpa terbebani tekanan akademis yang berlebihan.
Menteri Nadiem Makariem juga berpendapat UN terlalu penuh, sehingga cenderung membuat pembelajaran lebih berfokus pada pengajaran dan penghafalan materi, daripada pengembangan kompetensi siswa dalam pelajaran.
Diharapkan dengan tidak adanya UN, dapat mengurangi kesenjangan pendidikan antara siswa di wilayah perkotaan dan pedesaan serta memberikan kesempatan yang setara bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan minat dan bakat masing-masing.