Mengenal Machmud Pasha, Komandan “Pasukan Setan” dari Cirebon yang Ditakuti Belanda

Machmud Datuk Pasha.-istimewa-radar cirebon

BACA JUGA:AKMI Suaka Bahari-KSOP Cirebon Luncurkan Aplikasi Si-Kemal

“Pada saat serangan di Petratean, ayah saya sempat berhadapan langsung dengan sedadu Belanda. Ayah saya saat itu terkena tembakan di punggung, dagu, bahu, dada, dengkul dan tumitnya sampai harus dirawat di Rumah Sakit Gunung Jati," ujar Andy Machyadi Pasha.

Dikenal mahir dalam merancang strategi dan perang gerilya, Machmud Pasha juga diketahui ikut dalam berbagai peristiwa bersejarah lainnya. Dalam peristiwa Agresi Militer Belanda II pada 1949, ia juga memerintahkan pasukannya untuk pengepungan besar-besaran Kota Cirebon.

Pengepuangan itu dilakukan untuk membebaskan Kota Cirebon dari serbuan Belanda. Termasuk di wilayah Sunyaragi, yang menyebabkan 15 pejuang gugur. Kelak, di lokasi gugurnya 15 pejuang itu didirikan Monumen Perjuangan Rakyat Cirebon.

“Pada saat itu tentara Belanda akan menguasai pemukiman di Sunyaragi. Ayah saya kemudian memerintahkan pasukannya untuk membebaskan Sunyaragi dengan mengevakuasi penduduk dan melakukan serangan terhadap pasukan Belanda," lanjutnya.

BACA JUGA:Prabowo Sebaiknya Memanggil Budi

Menurut Andy, Machmud Pasha juga banyak terlibat dalam peristiwa bersejarah Indonesia. Misalnya saat operasi penumpasan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dan angkatan Perang Ratu Adil (APRA) bentukan Westerling.

Selain itu, “Pasukan Setan” yang dipimpinnya juga semakin mendapatkan simpati dari rakyat dengan menumbuhkan jiwa nasionalisme, sehingga kekuatannya semakin bertambah. Dengan mendapat tambahan satu Kompi dari Banten, nama kesatuan resmi diubah jadi Yon “Y” Brigade IV Divisi VI/Siliwangi, dengan menggunakan tanda pengenal tutup kepala “Baret Hijau”.

Tanggal 20 Agustus 1949 sendiri kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kesatuan dengan dislokasi pasukan berada di Panawuan Cilimus Kuningan. Selama 5 tahun, Machmud Pasha menjadi Komandan di kesatuan tersebut. 

BACA JUGA:Menag Minta Umat Buddha Jaga Kesakralan Borobudur

Bagi Andy, Machmud Pasha merupakan sosok yang tegas dan disiplin. Termasuk dalam hal mendidik anak-anaknya. “Terutama untuk anak-anaknya agar selalu menjalankan syariat Islam, itu sangat tegas dan disiplin. Bukan yang gimana-gimana, hanya kalau waktunya sholat ya sholat. Pas bulan ramadan juga harus puasa. Ya sebagaimana orang Islam pada umumnya," pungkas Andy Machyadi Pasha. (khoirul anwarudin)

 

Tag
Share