Timbulkan Pro dan Kontra, Seperti Apa Kelanjutan Layanan Bus BRT Kota Cirebon?
Ilustrasi-ist--dokumen -tangkapan layar
Di awal pengoperasian pada koridor 1, belanja subsidi yang dianggarkan untuk menopang operasional BRT berasal dari APBD Kota Cirebon sebesar Rp500 juta.
Beberapa tahun berikutnya, angka tersebut terus meningkat. Pada tahun 2024, anggaran yang tercatat sebesar Rp1,5 miliar. Dengan besarnya nilai subsidi tersebut, manfaatnya terhadap dunia transportasi di Kota Cirebon dipertanyakan.
BACA JUGA: Akibat Pembangunan Perumahan Griya Beber Raya, Rumah Warga Setempat Retak
”Gak ada manfaatnya, BRT disubsidi kurang lebih sekitar Rp1,5 miliar, hanya membuang uang rakyat saja, efeknya tidak sebanding,” ujar Yuyun pada Rabu 23 Oktober 2024.
Dia menilai bahwa ketimbang untuk subsidi operasional BRT, anggarannya lebih baik dialihkan untuk program subsidi peremajaan angkutan kota (angkot).
BACA JUGA:Anggaran Perlinsos Naik di Tahun 2025, Diperkiraan Capai Rp500 Triliun, Ada Penambahan Bansos
Misalnya, untuk membiayai jasa konsultan yang bertugas mengkaji tentang lalu lintas dan angkutan di Cirebon.
Kemudian, dari hasil kajian tersebut tentu akan muncul beberapa rekomendasi, seperti memetakan trayek baru dan menghapus trayek-trayek angkot lama yang sudah tidak efektif dan relevan dengan pergerakan penumpang di Kota Cirebon.