Sehari Keliling Argasunya, Suhendrik Belanja Masalah
BELANJA MASALAH: Calon wakil walikota H Suhendrik SIP MIPol berkeliling, khususnya di wilayah Argasunya, Kecamatan Harjamukti.-ABDULLAH-RADAR CIREBON
Ada yang berbeda saat kunjungan calon wakil walikota H Suhendrik SIP MIPol ke Kelurahan Argasunya.
Selama sehari penuh, paslon nomor urut 2 yang berpasangan dengan Calon Wali Kota Eti Herawati ini berkeliling, khususnya di wilayah Argasunya, Kecamatan Harjamukti.
Pria kelahiran Katiasa, Kecamatan Harjamukti, menyempatkan diri untuk melihat langsung TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Kopiluhur.
Suhendrik bertemu dengan warga yang melakukan aktivitas di TPA Kopiluhur, yakni memilah sampah.
Selama berdialog dengan pemulung, Suhendrik lebih banyak mendengarkan keluh kesah mereka.
Salah satu keresahan dari pemulung adalah kondisi TPA Kopiluhur yang sudah mulai penuh, sehingga dikhawatirkan TPA tidak lagi dapat digunakan sebagai lokasi pembuangan sampah.
Bagi mereka, TPA selama ini menjadi sumber pendapatan keluarga dengan memilah sampah-sampah yang bisa didaur ulang.
Selain itu, pria yang menguasai delapan bahasa asing ini juga bertemu warga yang mengkhawatirkan kondisi rumah mereka yang rawan ambruk akibat dampak penambangan pasir yang telah berlangsung selama ini.
Tidak hanya itu, Suhendrik juga melihat langsung kondisi warga yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau panjang, khususnya di Kampung Kedung Jumbleng.
Melihat kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih, relawan Jaringan Pemenangan Eti Herawati-Suhendrik (Jan Ethes) turun langsung membagikan air bersih kepada mereka.
Tak berhenti di situ, alumnus SMAN 6 Cirebon ini didampingi awak media nasional dan lokal, sekitar 20 orang, menyusuri jalan-jalan yang sudah rusak parah.
Terlihat jalan yang hanya terdiri dari bebatuan, bahkan ada jalan yang belum diaspal dan hanya berupa tanah liat.
Suhendrik, seusai berkeliling Argasunya menyatakan seharian keliling wilayah Argasunya untuk ”belanja masalah” sekaligus mendengar aspirasi masyarakat hingga ujung perbatasan Argasunya dengan Desa Kondangsari, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.
Dari ”belanja masalah” ini, lanjut Suhendrik, banyak hal yang ditemukan, seperti adanya warga yang khawatir rumahnya ambruk karena proses penambangan pasir.