Sabtu, 05 Okt 2024
Network
Beranda
Headline
Berita Utama
Wacana
Aneka Berita
Metropolis
Kabupaten
Kabupaten Cirebon
Kabupaten Kuningan
Kabupaten Indramayu
Kabupaten Majalengka
All Sport
Nasional
Internasional
Jawa Barat
Network
Beranda
Wacana
Detail Artikel
Pembangunan Berkelanjutan
Reporter:
Bambang
|
Editor:
Bambang
|
Jumat , 04 Oct 2024 - 17:24
pembangunan berkelanjutan oleh: norma andina gumanti* jika dalam stand up comedy terdapat istilah “dua kata lucu”, maka penulis menemukan suatu istilah dalam konsep perencanaan yakni “dua kata sakti”.istilah ini memang agak memaksakan, tidak lucu, dan tidak se-sakti julukannya. bila pembaca melakukan pencarian dengan kata kunci sesuai judul tulisan ini, akan muncul berbagai tulisan dengan nuansa betapa menjanjikannya konsep pembangunan berkelanjutan bila dijalankan dengan sungguh-sungguh. dua kata sakti yang dimaksud adalah pembangunan berkelanjutan. pembangunan berkelanjutan adalah serangkaian tujuan yang ditetapkan oleh perserikatan bangsa-bangsa (pbb) yang secara populer disebut dengan sustainable development goals atau sdgs. baca juga:di antara ketakutan dan kebahagiaan dilansir melalui laman sdgs.bappenas.go.id, pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, dan tentu saja, berkelanjutan. untuk memenuhi ketercapaian sdgs, terdapat 17 tujuan yang saling terkait dan saling mendukung untuk mengatasi berbagai tantangan global. 17 tujuan tersebut meliputi (1) tanpa kemiskinan; (2) tanpa kelaparan; (3) kehidupan sehat dan sejahtera; (4) pendidikan berkualitas; (5) kesetaraan gender; (6) air bersih dan sanitasi layak; (7) energi bersih dan terjangkau; (8) pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; (9) industri, inovasi, dan infrastruktur; (10) berkurangnya kesenjangan; (11) kota dan permukiman yang berkelanjutan; (12) konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab; (13) penanganan perubahan iklim; (14) ekosistem lautan; (15) ekosistem daratan; (16) perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh; (17) kemitraan untuk mencapai tujuan. dari 17 tujuan yang termuat dalam sdgs, menunjukkan bahwa ada banyak dimensi untuk mengukur apakah suatu upaya pembangunan itu berkelanjutan atau tidak. baca juga:ikn siap dihuni asn, proses pemindahan pegawai negeri kembali diundur pada tulisan ini, tentu tidak akan cukup untuk membahas semua tujuan. tetapi penulis tergelitik pada satu pemikiran: apa yang terjadi bila bencana tiba-tiba datang dan meluluh lantakkan semuanya? apa yang bisa dibangun? apa yang bisa dilanjutkan? apa hubungannya pembangunan berkelanjutan dengan bencana? korelasinya ada dua skenario. yang pertama adalah pembangunan berkelanjutan dilakukan untuk meminimalisasi dampak kejadian bencana. sementara yang kedua adalah apa-apa yang telah dibangun dapat tetap bertahan (setidaknya minim kerusakan) apabila bencana datang. contoh dari skenario yang pertama adalah apabila kita memiliki tata kota yang ideal komposisinya antara ruang terbuka hijau dan bangunan/gedung. baca juga:dkp3 gelar vaksin rabies gratis, langsunh datangi rumah warga kota cirebon dengan memperhatikan bahwa siklus hidrometeorologi terjadi berkala setiap tahunnya, hujan yang turun tidak begitu saja menjadi banjir karena lahan terbuka hijau mampu menampung dan menyerap air hujan tersebut. tata permukiman yang baik dengan daya tampung saluran air yang terjaga akan mampu menghalau banjir di kawasan permukiman. contoh yang kedua. anggap saja semua kawasan memiliki potensi bencana gempabumi dengan tingkat risiko yang berbeda. ada yang tingkat tinggi, sedang, dan rendah. suatu ketika terdapat upaya pembangunan suatu gedung di kawasan dengan tingkat risiko gempabumi yang sedang. baca juga:kevin diks beri kode, apakah siap bela timnas indonesia? di saat yang sama, tidak ada pilihan selain membangun gedung di lokasi tersebut. maka yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan bahwa gedung yang akan dibangun memiliki material dan struktur yang tahan gempa. sehingga apabila gempa terjadi, kerusakannya tidak terlalu berat atau setidaknya tidak sampai menimbulkan korban jiwa. katakanlah ini terlalu idealis dan tidak semudah itu untuk direalisasi karena ada banyak pertimbangan dalam proses pembangunan, terutama pembangunan fisik. belum lagi terdapat aspek-aspek lain yang seperti berebut untuk diprioritaskan di samping urusan bencana. tidak jadi masalah, karena bencana tidak datang hari ini maka hiduplah untuk hari ini. baca juga:rektor lepas dosen uin syekh nurjati dalam kongres bahasa, sastra, dan budaya internasional ke-18 di turkiye tetapi bila bencana tiba-tiba datang, jangankan untuk membangun, bangkit dari reruntuhan saja sudah bertaruh dengan nyawa. celotehan ini bukanlah tanpa bukti. barangkali pembaca masih ingat kejadian gempabumi di cianjur dan di garut-kabupaten bandung pada beberapa waktu yang lalu. gempabumi dengan episentrum di daratan dengan kedalaman yang cukup dangkal, dengan mudah menyapu permukiman hingga rata dengan tanah dalam hitungan detik. ini belum tentang megathrust yang memiliki kekuatan gempabumi lebih besar hingga berpotensi tsunami. baca juga:maarten paes cidera, apakah bisa main saat kontra bahrain dan china? simak info berikut tapi barangkali bencana tidak datang setiap hari, maka pembangunan dengan mempertimbangkan risiko bencana bisa ditunda. sampai nanti. sampai pembangunan itu tidak dapat dilakukan lagi. (*) *penulis adalah penelaah teknis kebijakan pada bpbd kota cirebon
1
2
3
»
Tag
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Radar Cirebon 05 Oktober 2024
Berita Terkini
Calon Menteri: Nusron Wahid dan Meutya Hafid Sudah Menghadap Prabowo
Headline
3 jam
Pemerintah Luncurkan Portal Aksesi OECD
Aneka Berita
3 jam
RCB Tawarkan Solusi Tuntaskan Masalah ke Paslon Beriman
Headline
3 jam
7 Kendaraan Terlibat Tabrakan Beruntun
Aneka Berita
3 jam
Butuh Tindakan Nyata dari Pemerintah Perbaiki Gedung Nyi Mas Rara Santang
Headline
3 jam
Berita Terpopuler
Rektor Lepas Dosen UIN Syekh Nurjati dalam Kongres Bahasa, Sastra, dan Budaya Internasional ke-18 di Turkiye
Berita Utama
8 jam
Serangan Fitnah dan Hoaks
Kabupaten Majalengka
6 jam
Di Antara Ketakutan dan Kebahagiaan
Wacana
7 jam
Kuningan Buka 585 Formasi Penerimaan PPPK, 3 Posisi Disiapkan Bagi Tenaga Honorer yang Ikut Seleksi PPPK
Headline
10 jam
Pembangunan Berkelanjutan
Wacana
6 jam
Berita Pilihan
Kevin Diks Beri Kode, Apakah Siap Bela Timnas Indonesia?
All Sport
7 jam
Ranking FIFA Timnas Indonesia Melesat Jika Mampu Kalahkan Bahrain dan China di Oktober Ini
All Sport
1 hari
Maarten Paes Alami Cedera Ringan, Nama Emil Audero Mencuat
All Sport
1 hari
Nama Justin Hubner Hilang dari Skuad Timnas Indonesia, Ada Apa Sebenarnya?
All Sport
2 hari
Ratusan Cagar Budaya Dikembalikan Belanda, Salah Satunya Ada Arca Ganesha
Nasional
2 hari