Implementasi PKM ISBI Bandung: Literasi Kearifan Lokal Mundupesisir
Taman Mundu di Desa Mundupesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon.--radar cirebon
BACA JUGA:SMAN 1 Sindangwangi Juara Turnamen Voli
Dua solusi yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah mitra, yaitu tahap produksi dan tahap promosi. Pada tahap produksi difokuskan pada identifikasi nilai-nilai kearifan lokal dari artefak dan produk.
Tahap promosi diterapkan pada pembuatan katalog, dari mulai pemilihan bahan, materi, tata letak, ukuran, dan lain-lain yang secara keseluruhan merupakan proses desain.
Luaran PKM ini yaitu: peningkatan Level Keberdayaan Mitra Sasaran dari aspek Produksi dan Pemasaran; publikasi Artikel Ilmiah pada Jurnal Terindeks Sinta; Rekognisi SKS Mahasiswa; Publikasi Berita pada Media Massa; Karya Audio Visual; Karya Visual.
Tujuan pelaksanaan PKM melalui pendampingan publikasi kearifan lokal adalah pendampingan terhadap perempuan Mundupesisir dalam mengidentifikasi kembali kearifan lokal dari potensi alam dan aktivitas masyarakat menjadi identitas masyarakat Mundupesisir. Menyusun katalog sebagai media pemasaran yang memiliki daya tarik untuk menguatkan destinasi wisata bahari.
BACA JUGA:Anggota Pramuka Nobar Film G-30 S-PKI
Khaerun, Kepala Desa Mundupesisir berharap program PKM ini menjadi jalan untuk membawa Desa Mundupesisir lebih dikenal oleh masyarakat lebih luas, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sementara Solikhin, Ketua Bidang Pariwisata dan Budaya BUMDes memberikan penjelasan, bahwa potensi wisata di Desa Mundupesisir ini di antaranya tanaman Mangrove yang disebut dengan Muara Dewi Bahari dan Wisata Religi yaitu Situs dan Haul Kilobama.
Implementasi kegiatan dalam bentuk pelatihan untuk memberikan stimulus kepada peserta tentang pentingnya literasi; bagaimana melatih kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif; serta simulasi pembuatan katalog dan promosi.
Dalam konteks literasi, masyarakat pesisir sesungguhnya sangat mengenal dan memahami nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi identitas mereka, baik yang terkait dengan potensi wisata bahari maupun wisata religi.
BACA JUGA:Unggul di Dua Lembaga Survei
Seperti daun dari tanaman Mangrove yang dapat diolah menjadi kopi, teh, selai, dodol dan sirup, hanya persoalan bagaimana meliterasikannya dan mengemasnya untuk dapat diketahui oleh publik yang lebih luas.
Dipahami bahwa kesadaran untuk mempublikasikan potensi yang dimiliki perlu dilakukan secara intensif baik dari setiap individu, kelompok maupun berdasarkan kepentingan desa.
Upaya mempublikasikan apa yang dimiliki dapat mendorong terbentuknya ekosistem pengelolaan potensi alam dan sumber daya manusia untuk kesejahteraan masyarakat. (*)
*Penulis adalah Ketua Pelaksana Program Pengabdian pada Masyarakat Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, ISBI Bandung