Ratusan Taekwondoin Jalani Ujian Kenaikan Tingkat
Seratusan peserta ambil bagian dalam ujian kenaikan tingkat atau UKT/Geup Taekwondo Kuningan di GOR Ewangga, Kuningan, Minggu (22/9).-ist-radar cirebon
Pelaksanaan ujian kenaikan tingkat atau UKT/Geup Taekwondo Kabupaten Kuningan dilaksanakan di GOR Ewangga, Kuningan, Minggu (22/9). UKT ini diikuti sebanyak 128 peserta dari seluruh dojang atau unit yang tersebar di unit/dojang. Unit atau dojan tersebut adalah Dojan Pandapa, Ponpes Husnul Khotimah, Ponpes Pembangunan Mandirancan, Dojan SMPN 1 Jalaksana, dan PMK Kasturi.
Ketua Pengcab Taekwondo Kabupaten Kuningan John Raharja menjelaskan, bahwa UKT adalah sebuah siklus dari latihan dan proses pembelajaran. Baik pembelajaran fisik maupun teknik, setelah memenuhi periode tertentu. Dilakukannya ujian kenaikan tingkat ini juga sebagai proses dari menguji kemahiran teknik dan fisik serta sebagai upaya kaderisasi.
“Saya mengapresiasi niat seluruh peserta yang dengan penuh semangat dan tekadnya siap melaksanakan ujian kenaikan tingkat. Untuk diketahui, peserta ujian kenaikan tingkat ini sebagian besar dari tingkatan SD, SMP dan SMA. Ini sangat bagus karena besarnya antusiasme peserta,” tegas John Raharja didampingi Sekum Pengcab Riga Rachmati, Minggu (22/9).
John mengatakan, peserta UKT ini berusia sangat muda dan mereka adalah generasi muda yang perlu dijaga dari pengaruh-pengaruh negatif di tengah perkembangan zaman dan pengaruh media sosial. Dia berharap, para peserta ini dijaga dan diarahkan untuk beraktivitas ke hal yang positif.
BACA JUGA:Relawan Tempur Sajati Siap Menangkan Paslon Ridho-Kamdan
Dia juga merasa bangga dengan prestasi yang ditorehkan taekwondoin Kabupaten Kuningan yang berlaga di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang digelar di Aceh-Sumatera Utara. “Di PON XXI tersebut, alhamdulillah atlet Kuningan M Hafidz yang memperkuat Jawa Barat dapat medali perunggu. Ini bisa jadi pemicu juniornya untuk jadi pelapis ke depannya,” sebut John.
John menambahkan, ujian kenaikan tingkat tidak hanya belajar teknik pertarungan/kyourugi semata, tetapi beladiri adalah sebagai upaya pembentukan karakter. Rasa saling menghargai dan rasa hormat dalam menjunjung sportivitas. “Sekali lagi, saya apresiasi peserta ujian yang dengan semangatnya melaksanakan ujian,” pungkas dia. (ags)