Muludan Usai, Pedagang Berkemas

MULUDAN SELESAI: Pedagang Pasar Rakyat Muludan mulai berkemas, Selasa (17/9).-ADE GUSTIANA // RADAR CIREBON-

Kemarin (17/9), satu per satu pedagang mulai berkemas, merapikan dagangan, dan membongkar lapak sementara mereka.

Namun, beberapa pedagang masih bertahan hingga sore kemarin. 

Jalan di sekitar Alun-alun Sangkala Buana tampak sesak karena adanya pedagang dan beberapa lapak kosong. Jalan tersebut hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan pejalan kaki. 

Beberapa pedagang masih membuka lapaknya meskipun Senin malam (16/9) adalah waktu Malam Pelal Ageng Panjang Jimat.

Puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berlangsung dengan khidmat di bangsal Prabayaksa.

Ribuan masyarakat Cirebon, serta pengunjung dari luar kota, memadati halaman depan Keraton Kasepuhan untuk menyaksikan tradisi tahunan ini.

Pasar Rakyat Muludan kembali digelar tahun ini setelah vakum selama empat tahun. 

Antusiasme warga kembali membludak. Pusat wahana bianglala dan sejenisnya berada di alun-alun, sementara sekelilingnya dipenuhi oleh dagangan kaki lima, mulai dari pakaian hingga jajanan khas Muludan.

Sebelumnya, Pangeran Raja Muhammad Nusantara, perwakilan Keluarga Keraton Kasepuhan, menjelaskan bahwa Pasar Rakyat Muludan merupakan bagian dari rangkaian tradisi Grebeg Maulud, yaitu peringatan Maulid Nabi SAW di Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Pasar ini kembali digelar setelah vakum selama empat tahun akibat pandemi Covid-19 dan proses revitalisasi Alun-alun Sangkala Buana,” ujarnya belum lama ini.

Pangeran Nusantara menambahkan bahwa Pasar Muludan tahun ini memiliki beberapa perbedaan dibandingkan dengan penyelenggaraan sebelumnya, terutama terkait dengan layout Alun-alun Sangkala Buana yang telah mengalami revitalisasi.

Perubahan dilakukan untuk menjaga aset cagar budaya Alun-alun Sangkala Buana tetap utuh, sambil tetap melaksanakan Pasar Muludan sesuai permintaan masyarakat.

Perbedaan lain yang mencolok pada Pasar Muludan tahun ini adalah jenis wahana permainan yang disuguhkan. Beberapa permainan tidak dihadirkan untuk mencegah kerusakan pada Alun-alun Sangkala Buana.

“Kami memilih jenis permainan dengan hati-hati agar pelaksanaan pasar ini tidak merusak alun-alun. Kami tetap ingin menjaga kemeriahan, tetapi juga melestarikan alun-alun,” jelasnya. (ade)

Tag
Share