Pemilik Air Baku Raup Untung

Pada musim kemarau ini, pemilik depot pengisian air baku di Kabupaten Kuningan menerima permintaan air bersih dua kali lipat dari musim hujan, mencapai 50 tangki perhari. -ist-radar cirebon

Musim kemarau panjang selalu menjadi berkah tersendiri bagi para pemilik usaha depot air baku di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai. Rata-rata omzet penjualan air baku dengan menggunakan tangki ini meningkat hingga dua kali lipat dibanding saat musim hujan.

Ini dipaparkan Ipik Yanuar, pemilik depot pengisian air baku di Desa Linggasana, Kecamatan Cilimus. Ipik mengaku permintaan air bersih yang datang ke depotnya mencapai 50 tangki perhari. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibanding saat musim hujan yang hanya di kisaran antara 20 hingga 25 tangki saja.

"Biasanya bulan September ini sudah masuk musim hujan, tapi di awal bulan September ini ternyata masih kemarau. Alhamdulillah, dampaknya permintaan air baku mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dari biasanya," tutur Ipik, Minggu (8/9).

Ipik mengatakan, sebagian besar pembeli air bersih yang diambil dari mata air Linggarjati tersebut, adalah para pengusaha tangki yang mengisi kebutuhan air bersih untuk masyarakat dan juga pemilik usaha isi ulang air galon. Air baku tersebut dikirim untuk memenuhi pesanan masyarakat di daerah yang saat ini mengalami krisis air bersih seperti sebagian wilayah Timur Kuningan, Cirebon, Indramayu bahkan Brebes.

BACA JUGA:Hampir 100 Persen Lanjut ke Jenjang Lebih Tinggi

"Kami tidak menggunakan air dari sumur bor, melainkan memanfaatkan air dari mata air Linggarjati yang dialirkan menggunakan pipa. Kami buat penampungan, kemudian dikocorkan tanki," ujar Ipik.

Ipik mengaku pengisian air berlangsung setiap hari hampir 24 jam tanpa putus. "Tujuannya ada yang ke Cirebon, Indramayu dan Brebes bahkan ada juga untuk ke wilayah Kuningan yang mengalami kekeringan seperti Karangkancana, Cibeureum dan lainnya," tutur Ipik.

Sementara salah satu sopir tangki air baku Alan mengaku selama musim kemarau panjang ini dia harus bekerja lebih keras. Jika pada musim hujan dia biasa narik tangki hanya tiga kali, namun sekarang bisa lima hingga enam kali.

"Pesanan bisa datang dari peternakan, pengusaha isi ulang galon, pabrik, petani atau masyarakat. Saya kirim ke daerah Kuningan Timur seperti Luragung, Cidahu hingga Cibingbin terkadang kirim juga ke daerah Ciledug, Losari dan Brebes," kata Alan.

BACA JUGA:Libatkan Emak-Emak untuk Tekan Tawuran Remaja

Mengenai harganya, Alan menyebutkan kalau harganya bervariasi mulai dari Rp350.000 hingga Rp450.000 per tangki kapasitas 9.000 liter dibedakan berdasarkan jarak dan kondisi jalan ke lokasi tujuan. Jika ke daerah Cirebon seperti Beber atau Sindanglaut bisa Rp350.000, tapi ke Luragung yang jalannya banyak tanjakan dan turunan bisa mencapai Rp350.000," tutur dia.

Pesanan air bersih tersebut, biasanya untuk memenuhi pesanan warga yang wilayahnya sudah kering dan tak ada air bersih. Tak sedikit warga yang memesan satu tangki secara patungan kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam sumur yang sudah kering.

"Ada juga yang sudah membuat bak penampungan dari terpal supaya air tidak banyak terbuang. Selain untuk kebutuhan minum dan masak, juga untuk mandi dan cuci hingga kebutuhan ternak," tutup Alan. (ags)

Tag
Share