Sudah beberapa lama saluran drainase di Jalan Kartini, tepatnya di depan RM Simpang Raya hingga Pringgodani, tergenang air hingga menghijau.
Kejadian ini sudah berlangsung setidaknya sejak tiga bulan yang lalu, namun kondisinya saat ini masih belum diatasi.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon, Totong K, mengonfirmasi kepada Radar di ruang kerjanya pada Selasa (27/8) bahwa genangan air tersebut terjadi di depan restoran ternama di Jalan Kartini.
Menurut Totong, genangan air tersebut disebabkan oleh pembuangan limbah dari rumah makan yang tersumbat dan tidak bisa mengalir dengan baik.
Totong menjelaskan bahwa masalah ini disebabkan oleh pengelolaan limbah rumah makan yang tidak sesuai.
Namun, pihaknya tidak memiliki kewenangan untuk menegur pengelola rumah makan tersebut.
“Secara bisnis, mereka adalah binaan Dinas Pariwisata. Secara perizinan, mereka sudah legal. Namun, pengelolaan limbahnya tidak tertib,” ujar Totong.
Dia juga menjelaskan bahwa pengaturan pengelolaan limbah merupakan wewenang Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Memang sebelumnya pernah ada rencana untuk menyedot limbah, tetapi rencana tersebut mendapat protes dari warga sehingga tidak jadi dilaksanakan.
Namun demikian, Totong mengatakan bahwa pada bulan Oktober, Dinas PUTR akan melaksanakan pekerjaan penataan trotoar dengan nilai Rp1 miliar di Jalan RA Kartini.
Proyek ini akan dimulai dari lampu merah Gunungsari hingga jembatan di samping Hotel Luxton.
Lokasi yang terdampak genangan limbah makanan ini akan dibongkar.
Setelah pemeriksaan, ditemukan bahwa ada upaya pihak tertentu yang membelokkan saluran drainase, sehingga menyebabkan limbah rumah makan tidak mengalir sebagaimana mestinya.
“Rencana pada bulan Oktober, penataan trotoar Jalan Kartini akan menggunakan granit karena dianggap lebih estetis dan tahan lama,” terangnya.
Totong menambahkan bahwa penataan tidak hanya dilakukan di permukaan, tetapi juga pada saluran drainase yang kedalamannya mencapai 1,5 meter.