Calon pemimpin harus menjadi contoh bagi rakyatnya. Silakan setiap rakyat (warga) diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menjadi pemimpin di daerahnya.
Ini sudah diatur oleh undang undang. Namun demikian si calon harus memenuhi syarat-syaratnya. Pertama memiliki prestasi atau kemampuan diri dalam membawa membawa organisisi menjadi bergerak maju dalam mencapai tujuan bersama.
Kedua memiliki dedikasi atau pengabdian yang kuat baik vertikal maupun horizontal. Ketiga memiliki loyalitas tanpa batas dan tidak terpengaruh terhadap godaan dan tantangan yang dapat menghambat kerja pribadi maupun kerja tim dan keempat tidak tercela di mata masyarakat apalagi di mata Tuhan.
Kemudian tambahannya bahwa untuk mempimpin sesuatu (daerah) harus jatuh kepada orang yang tepat dan berkompeten. Jika tidak tunggulah kehancuran yang akan terjadi dan yang sangat penting secara peribadi adalah seorang pemimpin memiliki kebijakan yang benar tidak mengikuti hawa nafsunya.
BACA JUGA:DPP PKB Resmi Rekomendasi Nina Agustina dengan Tobroni di Pilkada Indramayu 2024
Begitu bannyaknya persayaratan dan indikator yang harus ditempuh oleh seorang calon pemimpin,tentu ini jarang dimiliki oleh kita.
Kita bukan manusia sempurna masih banyak kekurangan. Namun demikian rakyat sangat butuh kehadiran seorang pemimpin. Di sinilah seharusnya pemimpin dan rakyat harus memahami apa yang dibutuhkannya.
Kekurangan dan kelebihan yang terdapat darinya harus dihargai dan dihormati demi berjalannya sebuah program atau kegiatan bersama.
Masalah menang kalah dalam pilkada nanti bukan urusan survei, bukan urusan banyaknya dukungan partai, namun urusan Tuhan yang maha kuasa dengan orang yang dikehendakinya. Manusia sebatas diwajibkan berikhtiar semaksimal mungkin.
BACA JUGA:Gencarkan Patroli Malam Hari
Pilkada serentak sekitar empat bulan lagi. Dunia politik semakin hangat dengan membuat formula pemimpin yang pantas disanding-sandingkan dengan calon wakilnya.
Masing-masing partai sudah terlihat egonya, keukeuh mempertahankan calon terbaiknya untuk jadi pimpinan.
Tidak mau mengalah demi kepentingan rakyat yang membutuhkan pasangan calon pemimpin secepatnya biar mempelajari lebih banyak waktu.
Padahal rakyat yakin jika sampai headlinenya akan terjadi perubahan besar di luar dugaan. Kok si A dipasangkan dengan si B, bukannya dengan si C, dan seterusnya.
BACA JUGA:Dapat Bantuan Pemprov Jawa Barat, Revitalisasi Pasar Palimanan Dimulai
Beginilah pekerjaan para politikus jika sudah beraksi. Bikin rakyat gregetan. Bikin penasaran apakah pasangan calon pemimpin yang disuguhkan itu sudah sesuai dengan cita-cita rakyat atau belum. Rakyat tak bisa apa-apa kecuali pasrah memilih yang ada daripada tidak punya pemimpin. (*)