Sesi kedua dilanjutkan oleh Santi Wahyuni SKp MKep SpMat dengan pemaparan materi mengenai morning sickness dan berbagai upaya untuk mengatasi keluhan mual dan muntah, termasuk penggunaan terapi komplementer dengan audio terapi ATHP-HC.
Setelah sesi istirahat kedua, materi ketiga memperkenalkan ATHP-HC, dilanjutkan dengan praktik menggunakan ATHP-HC yang dipandu oleh Komarudin SKp MKep.
Setiap peserta pelatihan menerima paket ATHP-HC dan diajarkan cara mengoperasikan headphone yang telah diisi dengan file instrumen ATHP-HC dalam kartu memori.
”Pada akhir kegiatan, ibu hamil diminta untuk mendengarkan ATHP-HC secara rutin setiap pagi agar merasa lebih rileks dan dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih bersemangat,” jelasnya.
Pada pertemuan PKM kedua, ibu hamil mempraktikkan kembali mendengarkan ATHP-HC, kemudian dievaluasi terhadap respons yang dirasakan setelah rutin mendengarkan ATHP-HC, termasuk pengukuran tingkat keparahan mual muntah dan keadaan relaksasi.
Secara umum, ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan dan merasakan lebih rileks setelah mendengarkan ATHP-HC secara rutin.
Berdasarkan scoring PUQE-24 jam, terdapat penurunan tingkat keparahan mual muntah (pre-test dengan rincian: kategori ringan = 65%, sedang = 30%, berat = 5%; post-test dengan kategori ringan = 95%, sedang = 5%).
Pemantauan pelaksanaan ATHP-HC didokumentasikan dalam kartu pemantauan ATHP-HC, melibatkan bidan desa di wilayah kerja Puskesmas Plumbon.
”Rangkaian kegiatan PKM ditutup dengan memberikan penguatan kepada ibu hamil untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Indikatornya adalah tercapainya kondisi relaksasi dan teratasi masalah mual dan muntah pada kehamilan, sehingga ibu hamil perlu mendengarkan ATHP-HC secara rutin setiap pagi sebelum menjalankan aktivitas sehari-hari,” tukasnya. (apr/opl)