Sebulan Jelang Maulid Nabi, Keraton Kasepuhan Bikin Menu Wajib: Bekasem Ikan

Senin 12 Aug 2024 - 20:48 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

CIREBON- Satu bulan menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi pembuatan bekasem ikan. Tradisi yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu itu menunjukan betapa dekatnya Cirebon dengan tradisi pesisiran.

Tradisi bekasem ikan sendiri merujuk pada proses pembuatan makanan berupa ikan yang difermentasi selama satu bulan penuh. Bekasem ikan nantinya disajikan pada prosesi Panjang Jimat atau Pelal sebagai puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kasepuhan.

Bekasem Ikan akan menyertai Nasi Jimat sebagai lauk yang disantap saat Panjang Jimat atau Pelal oleh Keluarga Kesultanan Cirebon. Kepala Badan Pengelola Keraton Kasepuhan (BPKK) Cirebon Alexandra Wuryaningrat mengatakan pembuatan bekasem ikan selalu dilakukan sejak bulan shafar atau satu bulan sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Pada tahun ini, tradisi pembuatan bekasem ikan berlangsung mulai tanggal 7 Shafar 1446 H atau Senin, 12 Agustus 2024. “Alhamdulillah untuk tahun ini kami bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menggelar tradisi ini,” katanya, kemarin.

BACA JUGA:Jokowi: Investasi IKN Tembus Rp56,2 Triliun

“Ini sekaligus untuk mengkampanyekan makan ikan secara berkelanjutan di Kota Cirebon sebagai upaya untuk meningkatkan konsumsi protein ikan di masyarakat," sambung Ratu Alexandra.

Ia mengatakan bahwa tradisi ini sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Para pemangku adat di Keraton Kasepuhan selalu menjadikan bekasem ikan sebagai salah satu menu wajib pada menu Panjang Jimat dalam peringatan Pelal Ageng.

“Ini menunjukan bahwa Cirebon ini sangat dekat dengan tradisi pesisiran. Banyak sekali produk olahan yang berasal dari hasil laut yang bisa kita temukan di Cirebon. Bahkan Cirebon juga dikenal sebagai Kota Udang," ujarnya kepada Radar Cirebon.

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa cara pembuatan bekasen ikan dimulai dengan membersihkan ikan. Biasanya ikan yang digunakan adalah ikan Kakap dan atau Kerapu. Ikan yang sudah dibersihkan, dipotong kecil-kecil oleh sejumlah wanita dari keluarga keraton. Lalu, sebelum diawetkan, ikan dimasukkan ke dalam gentong.

BACA JUGA:Suhendrik Ziarah Makam Tokoh Cirebon Sunaryo HW

Ikan-ikan yang akan difermentasi itu kemudian ditaburi dengan olahan rempah-rempah seperti garam, gula merah yang dihaluskan, dan nasi putih. Kemudian ikan ditutup rapat dengan abu gosok.

Ikan dalam gentong itu kemudian diawetkan selama kurang lebih satu bulan. Mulut gentong ditutup rapat dengan menggunakan kertas tebal dan disimpan di di ruang Pungkuran Dalem Arum di Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Setelah satu bulan, gentongnya baru dibuka dan kemudian ikan yang sudah difermentasi itu diambil dan diolah lagi untuk kemudian disajikan sebagai salah satu menu dalam prosesi Panjang Jimat," jelas Ratu Alexandra.

KAMPANYE GEMAR MAKAN IKAN
Sementara itu, Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistiyo mengungkapkan bahwa pihaknya semakin menggencarkan program kampanye makan ikan secara berkelanjutan sebagai upaya untuk meningkatkan konsumsi protein ikan di masyarakat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mewujudkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045.

BACA JUGA:ASN Kota Cirebon Komitmen Jaga Netralitas

Tags :
Kategori :

Terkait