MAJALENGKA - Penjajakan politik antara Partai Gerindra dan PDI Perjuangan (PDIP) untuk Pilkada Majalengka tampaknya hanya berlangsung singkat. Hubungan mereka kini berakhir.
Padahal pada Jumat, 28 Mei 2024 lalu, keduanya telah sepakat untuk berkoalisi.
Mereka berencana menjadwalkan pasangan Karna Sobahi (PDIP) dan Didin Jaenudin (Partai Gerindra) untuk Pilkada 2024.
Namun, proses tersebut masih menunggu restu dari DPD dan DPP kedua partai.
BACA JUGA:Peringatan Harjad Cirebon ke-597, Ada Agenda Apa Saja Hari Ini?
Penasehat DPC Partai Gerindra Majalengka, H Ir Irwan Bola, mengonfirmasi bahwa partainya telah menarik mundur diri dari koalisi dengan PDIP.
Keputusan ini diambil karena hubungan tersebut tidak mendapat restu dari petinggi partai di tingkat pusat.
"Iya, belum ada restu dari DPP. Jadi kita tarik mundur," ungkap Irwan singkat.
Alasan tidak mendapat restu, kata Irwan, karena PDIP bukan bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM).
BACA JUGA:Belanda vs Turki: Ambisi Si Pesawat Kecil
Oleh karena itu, Gerindra disarankan untuk berkoalisi dengan KIM dalam Pilkada Majalengka.
"Prioritasnya adalah KIM atau disarankan untuk berkoalisi dengan partai dari Koalisi Indonesia Maju," tambahnya.
Bagaimana tanggaan Ketua DPC PDIP Majalengka, Karna Sobahi dengan buarnya koalisi?
"Saya sendiri belum mengetahui alasan dari tarik mundur Gerindra dalam berkoalisi dengan PDIP," ungkap Karna kepada media.
BACA JUGA:Kang Ujang : Imron Meninggalkan Kesan Baik Untuk Masyarakat Kabupaten Cirebon