“Saya melihat ini tidak ada persoalan. Pepek itu kan untuk bahasa Cirebon. Kalau yang bagusnya pepek riming. Artinya semua ada, serba lengkap. Jadi tidak ada persoalan," ujarnya kepada Radar Cirebon, Rabu (3/7/2024).
Ia pun meminta Pemkab Cirebon dan dinas terkait tidak usah pusing. Made Catsa mengatakan setiap bahasa daerah punya arti dan makna yang berbeda dengan daerah lainnya. Hal itu merupakan bagian dari kekayaan sebagai daerah yang punya budaya dan bahasa yang beraneka ragam.
“Ini kan penggunaannya untuk lokal kita. Saya rasa kalau memang tidak ada kaitan dengan istilah nasional, bukan suatu persoalan. Yang penting kan manfaatnya. Ini aplikasi bermanfaat tidak untuk masyarakat," imbuhnya.
Ia mencontohkan, di Cirebon istri dikenal dengan kata rabi. Tapi kalau di Indramayu, rabi atau rabenan maknanya menjadi jorok karena bermakna bersenggama. “Jangankan dengan daerah yang jauh, dengan Indramayu saja bahasa yang kita pergunakan punya makna yang berbeda. Jadi tidak ada persoalan," jelasnya.
BACA JUGA:DPRD Setujui Perubahan Propemperda 2024
Ia pun menyarankan agar penamaan tersebut tidak usah diganti. Hal itu, kata dia, merupakan kekayaan budaya dan bahasa yang dimiliki Cirebon. “Yang penting manfaat aplikasi itu harus lebih menjangkau semua dimensi masalah kehidupan wong cilik di Cirebon," ungkapnya. (dri)