Ada Apa dengan Ucapan?

Jumat 28 Jun 2024 - 19:06 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Saat ini lisan menjadi sangat mudah mengeluarkan ucapan (biasanya dalam bentuk teks tulis). Ucapan menjadi mudah karena fasilitas yang dapat digunakan sembarang orang, sembarang waktu, dan sembarang juga orang yang membacanya.

Komentar-komentar yang bermunculan sangat banyak yang tidak melalui saringan hati bersih atau mungkin hati kita yang jarang dibersihkan. Padahal penjagaan hati itu sangat pokok, harus dilakukan setiap saat. 

Lingkungan menjadikan berkemungkinan kita terpengaruh dengan mudah. Sentuhan tangan membuka sekian kemungkinan yang dapat membawa ke arah kebaikan atau ke arah kejahatan.

BACA JUGA:Dapat Surat Tugas dari Demokrat, Yanuar Akan Berdiskusi Tentukan Pendamping

Ragam informasi menawari kita mengeluarkan komentar. Aplikasi di tangan  mendorong kita mengeluarkan ucapan sekehendak, sesuai dengan keinginan tanpa memperhitungkan posisi orang lain yang tersentuh dengan ucapan itu.

Ucapan seharusnya tidak mengganggu keharmonisan. Bahkan seharusnya mempererat keharmonisan. Ucapan-ucapan itu tidak boleh memecahkan hubungan baik di antara kita.

Ucapan itu harus menjadi bagian dari peningkatan kehormatan kita. Kesalahan berucap dapat mencelakakan penghujan dan yang terkena ujaran.

Ucapan baik dapat meningkatkan  harga diri, dapat menjadi kepercayaan orang lain. Kualitas ucapan seharusnya sejalan dengan posisi pengujar.

BACA JUGA:Pengawas Haji DPR Kecam Garuda

Ucapan pejabat berpengaruh terhadap banyak  orang; baik dan buruknya. Kesalahan ucapan pejabat memicu komentar rakyat, dan ucapanya yang baik dapat menentramkan rakyat.

Oleh karena itu, pejabat harus memperhatikan setiap ucapannya, harus melalui timbangan yang sangat lama dan dari berbagai unsur agar muncul dari lisan nya perkataan baik, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu.” [Al-Ahzab/33 : 70-71].

Ada dengan ucapan? Jagalah hati agar lisan hanya mengeluarkan perkataan baik. Perkataan meminta pertanggungjawaban dengan perilaku atau pembuktian atas kata-kata.

Oleh karena itu, berhati-hatilah mengeluarkan ucapan. Ucapan itu akan kembali kepada kita, “Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya.

BACA JUGA:Tim Hukum Minta Kemenkumham Batalkan Kepengurusan Baru Partai Bulan Bintang

Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR Bukhari dan Muslim) (*)

Cirebon, 12 Dzulhijjah 1445/19 Juni 2024

Tags :
Kategori :

Terkait