BACA JUGA:Imron Dapat Surat Tugas, Untuk Rekomendasi Bakal Keluar Kalau Sudah Ada Pasangan
Berdasarkan catatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), area Muzdalifah yang diperuntukkan bagi jamaah haji Indonesia seluas 82.350m2. Pada 2023, area ini ditempati sekitar 183.000 jamaah Indonesia yang terbagi dalam 61 maktab. Sementara ada sekitar 27.000 jamaah Indonesia (9 maktab) yang menempati area Mina Jadid.
Sehingga, setiap jamaah saat itu hanya mendapatkan ruang atau tempat sekitar 0,45m2 di Muzdalifah.
Tahun 2024, Mina Jadid tidak lagi ditempati jamaah haji Indonesia. Sehingga, 213.320 jamaah dan 2.747 petugas haji akan menempati seluruh area Muzdalifah. Padahal, tahun ini juga ada pembangunan toilet yang mengambil tempat (space) di Muzdalifah seluas 20.000 m2. Sehingga, ruang yang tersedia untuk setiap jamaah jika semuanya ditempatkan di Muzdalifah, 82.350 m2 - 20.000 m2 = 62.350 m2/213.320 = 0,29m2.
BACA JUGA:Euro 2024 Italia vs Albania: Ujian Juara Bertahan
Karenanya, mabit Muzdalifah dengan skema murur menjadi ikhtiar pemerintah untuk dapat mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Pemerintah menargetkan 55 ribu jamaah haji Indonesia akan melakukan skema murur.
Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di bus (tidak turun), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
SUDAH TIMBANG KOPER, MULAI PULANG 22 JUNI
Sementara itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi juga mulai menimbang koper bawaan jamaah haji Indonesia yang akan pulang perdana ke Tanah Air selepas puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
BACA JUGA:Warga Desa Cinunuk Dapat Bantuan Sumur Bor dan Instalasi Jaringan Air Bersih
Kepala Seksi Kedatangan dan Keberangkatan Daerah Kerja Makkah Yusuf Prasetyo mengungkapkan bahwa ada enam kelompok terbang (kloter) jamaah yang didahulukan proses penimbangan kopernya. Enam kloter tersebut adalah SOC 01, SOC 02, SOC 03, BDJ 01, UPG 01, dan SOC 05.
“Enam kloter ini yang akan diberangkatkan ke tanah air paling awal setelah selesai puncak haji. Agar tidak terburu-buru, maka penimbangan kita laksanakan lebih awal," ungkap Yusuf Prasetyo, dikutip dari laman resmi Kemenag pada Jumat, 14 Juni 2024.
Salah satu kloter yang mulai ditimbang adalah SOC 01 asal embarkasi Solo. Kloter ini diketahui sudah sejak tanggal 12 Mei 2024 lalu berada di Tanah Suci. Mereka direncanakan akan pulang ke Tanah Air pada tanggal 22 Juni mendatang usai wukuf di Arafah.
BACA JUGA:Bongkar Jaringan Narkotika
Ketua Kloter SOC 01, Munsiri mengatakan pihaknya terus memberikan sosialisasi agar koper yang dibawa tak melebihi batas maksimal. “Batas maksimalnya 32 kilogram. Insya Allah sudah aman semua, tidak ada yang lebih," kata Munsiri.
Selain jangan sampai kelebihan muatan, Munsiri juga mengimbau agar para jamaah tidak membawa air zamzam ke dalam tas. Menurut dia, tindakan ini bisa berbuah denda.
Rencananya, lanjut Munsiri, Kloter SOC 01 yang kebanyakan merupakan warga Temanggung ini akan pulang ke Tanah Air pada tanggal Sabtu, 22 Juni 2024 dari Bandara Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah. Rombongan yang berjumlah 360 orang ini dijadwalkan tiba di Solo pada Minggu 23 Juni 2024. (*/rc)