DPP Partai Golkar dikabarkan belum merespons soal pengajuan pengunduran diri Ketua Partai Golkar Kuningan Asep Setia Mulyana dari pencalonan Pilkada Kuningan, Jabar. Hal ini mengindikasikan jika rekomendasi partai masih dinamis dalam menentukan calon bupatinya, Senin (10/6).
Sebelumnya, Ketua Partai Golkar Kuningan santer disebut-sebut mundur dari pencalonan Bupati Kuningan. Sehingga dari dua nama yang disodorkan ke DPP Partai Golkar, akhirnya mengerucut ke satu orang yakni Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar.
Kesimpulan tersebut berdasarkan dari informasi soal mundurnya Asep Setia Mulyana dari pencalonan bupati. Namun ternyata, sikap mundurnya dari pencalonan belum direspons oleh DPP Partai Golkar.
"Iya itu pengajuan pengunduran diri (pilkada). Tapi memang belum ada tindak lanjut dari DPP Partai Golkar," kata Asep Setia Mulyana.
BACA JUGA:RSUD Majalengka Gelar Seminar Diabetes Melitus
Dia beranggapan, sikap mundur dari pencalonan karena tidak semua ketua partai mesti mencalonkan diri baik di pileg maupun pilkada.
"Saya ingin membuat tradisi baru itu, karena biasanya ketua partai mencalonkan baik di pileg maupun pilkada. Nah saya sebagai ketua partai ingin membuat tradisi baru tidak mencalonkan, karena ingin lebih fokus membesarkan partai saja," ungkapnya.
Menurutnya, internal Partai Golkar Kuningan saat ini melakukan penjaringan dengan mengajukan dua nama sebagai bakal calon kepala daerah. Kemudian partai melakukan survei secara bertahap terhadap nama kandidat yang diusulkan.
"Jadi survei ini sudah berlangsung, hasil bulan kemarin ada tapi belum dipublish," tukasnya.
BACA JUGA:Aston Kumpulkan Ratusan Labu Darah
Kabar soal survei Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar hasilnya cukup tinggi, Ia tak menampiknya.
"Ya kabarnya (survei tinggi) itu ya. Tapi memang belum dipublish," imbuhnya.
Dia menjelaskan, jika rekomendasi akhir DPP Partai Golkar akan memunculkan dua nama dalam satu pasangan calon bupati dan wakilnya. Peluang koalisi sendiri masih sangat dinamis dengan partai-partai lain.
"Ya nanti kita lihat saja, bakal ada kejutan lah. Kita juga masih menunggu rekomendasi, sehingga komunikasi politik terus dibangun dengan partai lain. Kami di Golkar, ingin untuk posisi calon bupati, tapi tidak bisa mengusung pasangan sendiri karena harus berkoalisi," pungkasnya. (ags)