Berkurban Bukti Kesyukuran

Senin 10 Jun 2024 - 17:15 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Bagi orang yang berpunya (kaya), ia akan berkurban dengan banyak bederma. Bagi suami atau istri, ia akan siap berkurban dengan menjadikan rumah tangga sebagai ladang penyiapan generasi yang berbudi pekerti.

Lalu, sebagai pendidik, ia akan berkurban dengan mengerahkan segala potensinya untuk membentuk anak bangsa yang berkualitas.

Sebagai pemimpin akan berkurban dengan memberikan hak kepada rakyat yang dipimpinnya. Sebagai pelayan masyarakat akan berkurban dengan memberikan layanan prima bukan malah meminta imbalan.

Sebagai politisi akan berkurban demi kemaslahatan bangsa dan negara, bukan malah memanfaatkannya saat dibutuhkan dan menelantarkan jika harapannya telah tercapai.

BACA JUGA:Suhendrik Kunjungi Warga, Serap Aspirasi di Karang Anom Kelurahan Pegambiran

Sebagai pejabat ia akan selalu berkurban untuk kesejahteraan rakyat. Dan, sebagai apa pun kita akan berkurban untuk dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada umat, bangsa, dan negara.

Karena itu, bagi yang masih merasa gamang melaksanakan ibadah kurban ada baiknya jika kembali memahami hikmah yang terkandung di dalamnya.

Dengan pemahaman itu kita akan termotivasi untuk menjalankan ibadah kurban dengan penuh keikhlasan semata karena Allah SWT.

Di antara hikmah itu adalah, pertama, setiap helai bulu hewan kurban akan dibalas satu kebaikan. Dalam hal ini Rasul SAW bersabda,

BACA JUGA:Suharso Lakukan Penjajakan ke Yuningsih, Ajak Maju dalam Pilkada 2024

“Setiap satu helai rambut hewan kurban adalah satu kebaikan.” Lalu, sahabat bertanya, “Kalau bulu-bulunya?” Beliau menjawab, “Setiap helai bulunya juga satu kebaikan.” (H.r. Ahmad dan Ibnu Majah).

Kedua, sebagai ibadah yang paling dicintai Allah SWT. Rasul SAW bersabda, “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada Hari Raya Idul Kurban yang lebih dicintai Allah melebihi dari mengucurkan darah (berkurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan itu akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah --sebagai kurban-- di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (H.r. Ibnu Majah dan Tirmidzi).

Ketiga, sebagai ciri keislaman seseorang. Rasul SAW bersabda, “Barang siapa yang mendapati dirinya dalam kelapangan, kemudian ia tidak mau berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Id kami.” (H.r. Ahmad dan Ibnu Majah).

Keempat, sebagai syiar Islam. “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Mahaesa karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (Q.s. Al-Hajj [22]: 34).

BACA JUGA:Pesan Ketua PCNU dari Tokoh Agama untuk Calon Pemimpin Kota Cirebon

Kelima, mengenang ujian kecintaan Allah kepada Nabi Ibrahim (Q.s. Ash-Shaffat [37]: 102-107). Dan, keenam, sebagai misi kepedulian kepada sesama. Dalam hal ini Rasul SAW bersabda, “Hari Raya Kurban adalah hari untuk makan, minum, dan zikir kepada Allah SWT.” (H.r. Muslim).

Tags :
Kategori :

Terkait