Di luar itu, ada sebuah program yang sepertinya bisa direalisasi oleh Eti di sisa masa jabatannya ini. Yakni pembangunan shelter UMKM dan area bermain anak di kawasan Kotaku Panjunan. Buah dari program kerjasama menggandeng pihak swasta, untuk memberikan ruang kepada masyarakat di wilayah tersebut berniaga melengkapi kawasan Kotaku yang sebelumnya sudah tertata lebih baik.
“Kalau yang untuk penataan UMKM di kawasan Kotaku, Insya Allah peletakan batu pertamanya dilakukan dalam waktu dekat. Pembangunanya silakan berjalan oleh DPRKP. Ketika sudah jadi, silakan dimanfaatkan masyarakat dengan binaan dari DKUKMPP,” terangnya.
Meski demikian, Eti masih punya pekerjaan rumah dalam hal penataan kawasan Stadion Bima. Buah kerja kerasnya untuk menarik status kepemilikan kawasan tersebut dari pemerintah pusat, diharapkan dapat dilanjutkan oleh pimpinan daerah di Kota Cirebon pada masa mendatang.
“Saya masih punya PR soal Kawasan Bima. Karena sesuai amanat pusat saat menghibahkan Bima ke kita, itu harus jadi spot olahraga, UMKM, dan kegiatan masyarakat yang positif lainnya. Ke depan, siapapun yang memimpin Kota Cirebon, saya titip Kawasan Bima bisa dibenahi lebih baik lagi,” ujarnya.
BACA JUGA:PD Pembangunan Kota Cirebon Apresiasi Tindakan Hukum Kejaksaaan
Setelah status pola ruangnya ada kejelasan, pimpinan Pemkot Cirebon bisa mulai menatanya dengan membentuk badan pengelola berupa BLUD, atau pihak ketiga agar pengelolaanya bisa profesional dan membawa manfaat buat masyarakat dan pemerintah Kota Cirebon.
“Ke depan, saya titip pesan ke penerus untuk menata dan mengelola Kawasan Bima lebih baik lagi. Karena historisnya tidak mudah menarik aset Bima dari pusat ke aset pemkot,” imbuhnya. (azs)