Dari ketiga inovasi tersebut saja sudah bisa digambarkan dampak positifnya terhadap lingkungan bahkan juga terhadap perekonomian keluarga karena hasil dari inovasinya dapat dijual. Mungkin memang tidak bisa berjalan cepat dan butuh proses, namun salah desa Japura Kecamatan di Astanajapura Kabupaten Cirebon, telah mencoba inovasi ini.
Bank Sampah Astanajapura bekerjasama dengan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama telah bergerak melakukan pemanfaatan sampah untuk bisa menghasilkan produk yang berdaya jual dan membantu mengatasi darurat sampah.
Selain itu juga melibatkan ibu-ibu PKK setempat, mereka didampingi oleh mahasiswa Stikes yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Pengabdian Masyarakat (PM).
Mahasiswa melakukan pendekatan berbasis Project Based Learning. Mulai dari sosialisasi tentang dampak sampah yang tidak diolah sampai dengan peluang bisnis dari hasil olahan sampah, masyarakat begitu antusias bergerak mencoba menerapkan inovasi tersebut.
BACA JUGA:Polsek Majalengka Bagikan Puluhan Tempat Sampah
Mereka yang awalnya minim pengetahuan tentang cara pemilahan sampah, pengelolaan sampah dan pemanfaatan sampah, kini perlahan telah memahami dan mulai menerapkan dalam lingkup rumah tangga masing-masing.
Setiap minggunya mereka didampingi untuk mengolah sampah menjadi hasil produksi eco enzym dan eco brick. Dan kegiatan ini akan terus dikontrol oleh tim PKM-PM Stikes untuk memastikan bahwa inovasi yang telah masyarakat Dusun Panjen lakukan dapat berjalan baik.
Adanya inovasi ini, harapannya bisa memotivasi masyarakat lainnya untuk bisa melakukan pengelolaan sampah secara optimal.
Tidak hanya dipilah, namun dapat dimanfaatkan. Ketika telah banyak masyarakat yang sadar akan bahayanya membuang sampah sembarangan dan manfaatnya apabila sampah itu dikelola, maka dapat membantu menurunkan kejadian darurat sampah, atau kejadian lain yang disebabkan sampah seperti banjir atau wabah penyakit. (*)
Penulis adalah Ketua Qohuwa Buntet Pesantren Cirebon