BACA JUGA:Program GPM Menjaga Harga Pangan, Laju Inflasi di Kota Cirebon Terkendali
Ia mengaku berkeliling menelusuri jalan di Kota Cirebon dan dia tidak mempunyai pangkalan tetap.
"Saya dari rumah berangkat jam 08.00 dan menuju Kota Cirebon"
"Biasanya saya jualan di sekitar jalan Pancuran Kota Cirebon," ungkapnya.
BACA JUGA:Kebijakan Walikota Cirebon Baru, Harus Mengacu pada RPJPD 2025 – 2045
Dan, kata dia sebalum waktu Magrib tiba biasanya empal gentong sudah habis.
Kalau habis semua, ia mengaku mengantongi uang sekitar Rp1 jutaan.
Selama ini, ungkap dia jualan empal gentongnya selalu habis.
BACA JUGA:Ada Beberapa Kader Maju Pilkada 2024, PMII Siap Dukung Penuh
Masih banyak orang yang lebih menyukai empal gentong yang di dorong pakai gerobak ini, dari pada yang di jual di rumah makan.
Menurutnya, rasanya jauh berbeda dengan empal gentong yang di jual di rumah makan. Apalagi, penjualnya asli dari desa Bettembat.
"Battembat itu dikenal sebagai desa empal gentong, silahkan saja boleh di aduh," katanya.
BACA JUGA:Tahun Ini tak Ada Penambahan PJU, 8.048 PJU di Kota Cirebon tak Semua dalam Kondisi Baik
Empal gentong gerobak, jelas dia kuahnya lebih kental, karena rempah-rempahnya juga banyak.
Lain dengan empal gentong yang di jual di rumah makan atau yang manggal di jalanan.