CIREBON - Dirasakan hingga ke wilayah sekitarnya, termasuk Cirebon. Ada laporan awal tentang kemungkinan kereta api yang anjlok dari bantalan rel, namun PT KAI Daop 3 Cirebon membantah hal tersebut.
“Terkait dengan gempa, perjalanan KA di wilayah Daop 3 Cirebon aman. Tidak ada insiden seperti yang dilaporkan (kereta anjlok, red),” ungkap Manajer Humas KAI Daop 3 Cirebon, Rokhmad Makin Zainul, kemarin.
Zainul menegaskan bahwa perjalanan kereta api berjalan dengan aman dan lancar.
Meskipun ada penghentian sementara pasca-gempa, tidak ada dampak serius yang terjadi.
Setelah gempa semua perjalanan kereta api di Daop 3 Cirebon dihentikan untuk dilakukan pemeriksaan jalur.
“Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan keamanan perjalanan KA. Setelah pemeriksaan dilakukan di seluruh lintas Daop 3, perjalanan KA dinyatakan aman untuk dilanjutkan,” tambahnya.
Setelah pemeriksaan selesai dan kondisi dinyatakan aman, kereta api melanjutkan perjalanan seperti biasa.
Sementara itu, PT KAI memberikan kompensasi kepada penumpang yang mengalami keterlambatan akibat penghentian luar biasa.
KAI memberikan kompensasi sesuai dengan ketentuan Permenhub 63 tahun 2019.
Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa dengan kekuatan 6,5 magnitudo terjadi pada pukul 23.29 WIB, Sabtu malam, (27/4), dengan pusat gempa berlokasi 8,42 LS, 107,26 bujur timur, sekitar 151 kilometer barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Meskipun gempa memiliki kekuatan hingga 6,5 magnitudo, BMKG menyatakan tidak berpotensi tsunami.
Beberapa warga juga merasakan guncangan gempa di wilayah Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Kuningan.
“Gempa di Indramayu, di Bangodua kerasa sekali,” ujar Surya Reynaldi.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh seorang warga di Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, bernama Istiqomah. “Ya, saya merasakannya di Kejaksan,” katanya. (ade)