CIREBON - Untuk menekan kasus Deman Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cirebon dengan memberantas sarang nyamuk.
Selain itu melakukan penyemprotan atau fogging, hingga menggencarkan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik).
Kasus penyakit DBD di Kota Cirebon saat ini terus meningkat, dibandingkan dengan angka kasus DBD tahun sebelumnya.
BACA JUGA:Tryout PON XIV Aceh-Sumut 2024
Tentunya, dengan periode pencatatan kejadian dari awal tahun hingga akhir April.
Untuk menekan angka kasus DBD di Kota Cirebon, Dinas Kesehatan Kota Cirebon melakukan berbagai upaya.
Sejak awal Januari hingga akhir April 2024, tercatat ada 164 kasus DBD di Kota Cirebon.
BACA JUGA:Arus Mudi-Balik, Tanpa Kecelakaan di Jalan Tol atau Jalur Arteri
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2023), pada periode yang sama (Januari - April), tercatat ada 70 kasus.
Dari jumlah kasus DBD di tahun 2024 ini, satu pasien dilaporkan meninggal dunia.
Sedangkan pada tahun 2023 pada periode yang sama, terdapat empat kasus kematian akibat DBD.
Mayoritas kasus DBD di Kota Cirebon yang masih dirawat maupun yang sudah dinyatakan sembuh, melibatkan masyarakat usia produktif dengan rentang usia 16-55 tahun.
BACA JUGA:Pleno Penetapan Kursi Menunggu Putusan MK
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr Hj Siti Maria Listyawati mengatakan, tingginya angka kejadian kasus DBD ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor cuaca yang memungkinkan nyamuk jenis Aedes Aegypti mudah berkembang biak.
Meskipun demikian, yang paling utama adalah peran aktif dan partisipasi masyarakat di lingkungan masing-masing.