“Berdasarkan kriteria MABIMS, telah disepakati hal itu memenuhi kriteria visibilitas hilal, imkanur ru'yat yaitu setinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat," kata Wamenag Saiful Rahmat Dasuki di Jakarta, Senin 25 Maret 2024, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan seluruh Satuan Kerja (Satker) Kementerian Agama (Kemenag) RI yang berada di daerah-daerah guna mempersiapkan tempat pelaksanaan shalat Idul Fitri.
Hal itu termasuk menentukan tempat Salat Idul Fitri di sejumlah daerah yang sedang dilanda banjir, sebagai upaya antisipasi di berbagai daerah yang masih mengalami bencana banjir pada 1 Syawal 1445 Hijriah mendatang.
Wamenag Saiful berharap Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah di Indonesia dapat dirayakan pada tanggal yang sama.
BACA JUGA:Menteri PANRB Setujui 100 Persen Formasi ASN Usulan Menkes
Sebelumnya, pernyataan senada telah dilontarkan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin, yang mengungkapkan adanya kemungkinan persamaan pada pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah versi pemerintah maupun ormas Islam, salah satunya Muhammadiyah.
Pada 9 April 2024, kata Thomas Djamaluddin, posisi bulan di wilayah Indonesia sudah cukup tinggi, lebih dari 6 derajat dan elongasi sekitar 8 derajat. Faktor itu secara hitung-hitungan sudah memenuhi kriteria MABIMS, yakni minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
“Saat sidang isbat tanggal 9 April 2024 akan diputuskan bahwa Idul Fitri jatuh pada 10 April 2024. Itu sama dengan kriteria wujudul hilal yang sudah dilakukan salah satu ormas (Muhammadiyah, red). Sehingga nanti Idul Fitri akan seragam tanggal 10 April 2024," ujar Thomas. (an/mr/rc/ant)