Sang Raja, Kolam Pertama di Majalengka

Selasa 26 Mar 2024 - 17:26 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

MAJALENGKA - Kolam renang Sang Raja yang berada di Kelurahan Cigasong Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, telah berdiri pada 1819. Kolam yang disebut-sebut tempat pemandian pertama dan tertua di Majalengka itu dibangun pada zaman kerajaan.

Ketua Grumala (Grup Madjalengka Baheula) sekaligus penikmat sejarah Majalengka, Nana Rohmana atau yang akrab disapa Naro mengatakan, tempat yang kini dikenal kolam sang raja itu awalannya bernama Tamansari. Wisata ini merupakan tempat hiburan keluarga Tumenggung Natakaria.

"Kolam renang sang raja itu kalau yang saya tahu sejak zaman ketumenggungan atau sejak Tumenggung Natakaria, jadi sudah ada sejak tahun 1800-an. Dulu namanya tuh Tamansari. Itu tuh sebagai tempat hiburan menak-menak (mewah) raja zaman dulu. Kalau tepatnya sudah ada sejak 1819," kata Naro.

Kolam ini dibuat oleh putra Tumenggung Natakaria, yakni Demang Santana Sastra Permana atau Mbah Dalem Aji Luhung. Dia membangun tempat tersebut kurang lebih selama 9 tahun.

BACA JUGA:Warga Kawunghilir Disawer Sembako

"Dibangun oleh beliau dinamakan Tamansari sekitar tahun 1810-1819. Beliau ingin membangun tempat hiburan bagi keluarga dalem kalau dulu mah, atau bisa disebut turunan raja di Sindangkasih," imbuh Naro.

Seiring berjalannya waktu hingga sistem pemerintahan tak lagi memakai kerajaan, kolam tersebut masih berdiri kokoh. Hampir seabad sejak tempat tersebut berdiri, nama Tamansari diubah menjadi Sang Raja.

Diubahnya nama Tamansari menjadi Sang Raja, dimaksud untuk mengabadikan histori lokasi tersebut merupakan tempat bermainnya para keturunan raja zaman dulu. Perubahan nama itu juga bersamaan dengan revitalisasi kolam tersebut.

"Kemudian di tahun 1912 itu direhab oleh Bupati ke-7 Majalengka RAA Sasrabahu. Pada saat itu dibikin prasasti. Nama Tamansari nya juga diganti dengan nama Sang Raja. Itu sudah mulai pemerintah kolonial Belanda," kata Naro.

BACA JUGA:Provinsi Tolak Usulan Perbaikan Jalan

"Dulu di prasasti itu juga kata Aki Eme ada tulisannya bahasa Belanda, terus ada tulisan sang raja. Cuma sayang nggak ada sekarang mah karena dibuatnya cat zaman dulu jadi sudah tidak ada," sambungnya.

Adapun prasasti yang dibangun RAA Sasrabahu itu berbentuk tugu. Pondasi tersebut juga terdapat beberapa tanda yang menunjukkan waktu prasasti tersebut pertama kali dibangun.

"Kemudian di dalam prasasti tersebut kalau kita lihat mah ada titimangsa. Ada berbentuk tugu beberapa biji, kemudian ada bulatan-bulatan beberapa biji. Itu melambangkan tanggal, bulan dan tahun. Kalau tahun ada di prasastinya 1912, cuma udah hilang tulisannya," bebernya.

Tak hanya diera kepemimpinan RAA Sasrabahu, Bupati ke-8 Majalengka Raden Mas Aria Adipati (R.M.A.A) Suriatanudibrata juga merenovasi tempat tersebut. Bahkan peresmian kolam tersebut juga dimuat di berbagai media, seperti Koran Batavia, Majalah Pandangan Umum Hindia Belanda, dan lainnya.

BACA JUGA:Rp500 Juta untuk Perbaikan Jalan Jamblang-Pekantingan

Kemudian tahun 1922 (direnovasi), pada zaman Bupati Majalengka ke-8 Raden Mas Aria Adipati Suriatanudibrata. Dalam pemberitaan berita Belanda juga disebutkan di situ peresmian kolam sang raja tahun 1927. Pada saat itu dihadiri juga para tamu dari luar Majalengka ada dari Indramayu, Kuningan, dan Belanda.

"Saat peresmian juga ada penampilan kesenian tradisional. Menurut keterangan juga tamu-tamu yang datang tuh membawa (bibit) pohon untuk ditanamkan di sana. Sampai saat ini pohon tersebut masih ada, udah hampir 100 tahunan berarti. Nah menurut keterangan itu dibawa oleh tamu-tamu yang datang dari luar Majalengka sebagai cendramata," tambahnya.

Kolam sang raja awalnya tidak dibuka untuk umum. Hanya keturunan-keturunan raja Tumenggung Natakaria yang bisa menginjakkan kaki di tempat tersebut. Namun sejak kemerdekaan, kata Naro, kolam sang raja bisa dinikmati masyarakat umum.

"Dulu mah kalau orang biasa tidak bisa sembarangan main di situ. Menjadi tempat rekreasi itu sejak kemerdekaan. Diubah jadi untuk umum, bisa masuk dengan membayar," ucap dia.

BACA JUGA:Penderita DBD Terus Bertambah

Sementara itu, kondisi kolam tersebut terlihat kumuh seperti terbengkalai. Sangat disayangkan kolam renang sejuta kenangan warga Majalengka ini jika tidak direvitalisasi kembali.

Kolam sang raja penuhnya milik Pemkab Majalengka. Kolam renang ini pernah berjaya di tahun 80-an hingga 90-an. Kolam ini mulai ditinggalkan pengunjung sekitar tahun 2010, bermunculannya kolam renang modern dan tidak ada inovasi baru menjadi penyebab kolam renang sang raja ditinggalkan pengunjung. (ono)

Tags :
Kategori :

Terkait