Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kabupaten Cirebon terus berupaya untuk menekan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas). Targetnya, agar kebutuhan pokok tidak naik signifikan jelang Ramadan nanti.
Upaya itu diungkap oleh Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setda Kabupaten Cirebon Dadang Priyono.
Dijelaskannya, sebagai Tim Pengendalian Inflasi Daerah hampir setiap minggu melakukan rapat virtual dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), terkait dengan inflasi daerah.
Selain itu, lanjut Dadang, Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Perdindustrian dan Perdagangan (Disperdagin) terus melakukan pemantauan harga kepokmas di pasar tradisional setiap harinya.
BACA JUGA:Slot Anggaran Pemeliharaan PJU 2024 Minim
“Kita pantau terus harga kebutuhan pokok, dan yang menjadi penyebab inflasi. Sekarang, (kenaikan inflasi, red) di Kabupaten Cirebon terendah kedua di Jawa Barat,” kata Dadang.
Langkah selanjutnya untuk menekan harga kebutuhan pokok, agar tidak naik signifikan saat menjelang Ramadan, pihaknya menguatkan Tim Pengendalian Inflasi dengan melakukan kerja sama bersama Bulog Cirebon dan Disperdagin untuk menggelar operasi pasar beras murah.
“Naiknya harga beras ini. kita berupaya mengadakan operasi pasar murah, sebagai upaya pencegahan agar tidak terjadi kenaikan harga menjelang Ramadan maupun Idulfitri,” jelasnya.
Ditegaskan Dadang, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Bulog Cirebon terkait stok beras hingga Idulfitri mendatang.
BACA JUGA:Mobil Off-Road Legendaris Sejak Tahun 70-An, Simak Perjalanan Suzuki Jimny Di Indonesia
“Menurut Bulog stok beras untuk Kabupaten Cirebon aman dan lumayan memadai. Tercatat hingga Minggu 25 Februari 2024, ada sekitar 13.000 ton beras di gudang Bulog,” ungkapnya.
Saat ini, sambung Dadang, ada 7 ribu ton beras lagi dalam perjalanan menuju gudang Bulog yang berlokasi di Kedawung Kabupaten Cirebon.
Namun, kata Dadang, jika sampai terjadi kelangkaan di ritel-ritel Kabupaten Cirebon itu karena perilaku masyarakat dalam pembelian.
“Kalau kelangkaan beras sangat terkait dengan perilaku masyarakat dalam pembelian, karena mereka beli di ritel. Kita cek beras di gudang Cirebon kosong, karena gudang ritel melayani 15 kabupaten dan kota. Tapi, kita cek pasar, beras masih melimpah,” tandasnya. (cep)