Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap detik-detik tabrakan KA Turangga vs KA Lokal Bandung Raya atau Baraya yang terjadi di km 181+700 petak jalan antara Stasiun Haurpugur – Stasiun Cicalengka yang terjadi 5 Januari 2024 lalu. Investigator IK Perkeretaapian KNKT, Gusnaedi Rachmanas menyebut, detik-detik tabrakan KA Turangga vs KA Lokal Baraya, berdasar pada hasil investigasi yang telah dilakukan bersumber pada empat data.
Meliputi, rekaman event data logger blok yang merekam informasi aktifitas hubungan blok yang terjadi antara St Haurpugur – St Cicalengka sejak tanggal 1 Januari 2023 hingga saat kejadian kecelakaan.
Gusnaedi mengungkapkan, sebelum tabrakan terjadi, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) di Stasiun Cicalengka dan Stasiun Haurpugur telah berkomunikasi mengenai KA Malabar rute Malang-Bandung yang akan melintas secara langsung. Kemudian, pukul 05.41.57, PPKA Stasiun Haurpugur menerima informasi keberangkatan KA Malabar dari Stasiun Cicalengka yang akan melintas langsung.
Sebelum KA Malabar tiba dan melintas langsung di Stasiun Haurpugur, PPKA stasiun tersebut menghubungi PPKA Stasiun Cicalengka untuk menanyakan terkait posisi KA Turangga dan persilangan dengan KA Lokal Baraya via telepon blok. "PPKA St Cicalengka menjawab untuk tunggu sebentar akan ditanyakan terkait persilangan," ungkap dalam konferensi pers di Kantor KNKT, Minggu (18/2).
BACA JUGA:Lima PTPS Dilarikan ke RS
Lalu, PPKA Stasiun Cicalengka menanyakan persilangan KA 65A kepada Pengendali Perjalanan Kereta Api (PPKP) via telepon TOKA atau handphone. PPKP menjawab “normal” persilangan di Stasiun Haurpugur.
Untuk diketahui, Stasiun Haurpugur telah memiliki jalur ganda. Sehingga, KA Turangga yang direncanakan akan melintas langsung di Stasiun Haurpugur dapat melalui jalur yang berbeda dengan KA Lokal Baraya.
Namun, usai mendapat informasi "normal" dari PPKP Stasiun Haurpugur, PPKA Stasiun Cicalengka berusaha menghubungi PPKA St Haurpugur untuk mengabarkan informasi tersebut menggunakan telepon TOKA sebanyak tiga kali.
Telepon itu tidak diangkat, karena PPKA Stasiun Haurpugur sedang berada di peron depan ruangan PPKA, melakukan Semboyan 1 untuk KA Malabar yang berjalan langsung di Jalur I. PPKA Stasiun Cicalengka menulis warta KA proses pencatatan pelayanan KA, terkait KA Malabar.
BACA JUGA:Zakat Fitrah Rp45 Ribu
Selanjutnya, tak lama dari KA Malabar berjalan langsung, KA Lokal Baraya tiba di Jalur II Stasiun Haurpugur. Pada pukul 05.46.02 WIB, PPKA Stasiun Haurpugur membentuk rute untuk KA Lokal Baraya yang masuk dan berhenti di Jalur II. Pukul 05.46.10 WIB, PPKA Stasiun Haurpugur mengirimkan warta masuk KA Malabar ke Stasiun Cicalengka. Kemudian, pada pukul 05.46.11 WIB, indikator panah blok keluar arah Stasiun Cicalengka di layar monitor menyala kuning tenang, yang diartikan sebagai kondisi jalur "aman" dan siap dilintasi.
"Sehingga, Stasiun Haurpugur dapat membentuk rute untuk memberangkatkan KA Lokal Baraya," ungkap Gusnaedi.
Lalu, pada pukul 05.51.34 WIB, PPKA Stasiun Haurpugur membentuk rute berangkat untuk KA Lokal Baraya dengan berdasar pada kode sinyal berwarna kuning yang muncul di layar monitor. Padahal, menurut hasil investigasi, sinyal tersebut bukan muncul karena perintah dari tangan PPKA Stasiun Cicalengka, namun adanya anomali sinyal yang menyebabkan sistem interface (penerjemah sinyal mekanik dan elektrik) memberi kode sendiri tanpa perintah.
"PPKA St Haurpugur melakukan semboyan 40 untuk KA Lokal Baraya di peron depan ruangan PPKA 17. Dan, pada pukul 05.52.55 WIB, KA 350 mulai berjalan dari Jalur I," jelasnya.
BACA JUGA:SD Islam Al Azhar 3 Gemilang di Lomba Al Azhar Cup XXII