CIREBON- Harga beras saat ini mengalami kenaikan, termasuk di wilayah Kabupaten Cirebon.
Kenaikan harga beras ini, dipicu oleh adanya defisit beras.
Kepala Perum Bulog Cabang Cirebon, Imam Firdaus mengatakan, akibat defisit beras, harga beras medium di pasaran terus merangkak naik.
Kata dia, dari harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp10.900 per kilogram, kini naik menjadi 12.500 hingga 13.000 per kilogram.
Diakuinya, kenaikan harga beras medium dan premium cukup tinggi di kisaran Rp1600 sampai Rp2000/Kg.
BACA JUGA:Mulai April, BIJB Buka Rute Baru Tujuan Surabaya, Banjarmasin, Pontianak, dan Singapura
Padahal, kenaikan harga biasanya di kisaran Rp300 sampai Rp500 per kilogram.
“Penyebab utama naiknya harga beras karena defisit beras, produksi beras dalam negeri minim,” ujar Imam Firdaus.
Lebih lanjut, dijelaskan Imam, defisi beras terjadi karena sejak Oktober 2023 sudah tidak ada yang panen.
“Panen terakhir itu September 2023, karena memang kondisi cuaca dimana saat ini musim hujan sehingga menghambat produksi beras dalam negeri,” tuturnya.
BACA JUGA:Diharapkan Jadi Motivasi Desa Lain, 33 Desa di Kuningan Berpredikat sebagai Desa Mandiri
Untuk mengatasi defisit beras dan memenuhi kebutuhan dalam negeri, Bulog terpaksa harus mendatangkan beras dari luar negeri alias impor.
“Bulog melakukan pengadaan beras dari luar negeri, baik dari Thailand maupun Vietnam,” katanya.
Bahkan, saat ini pihaknya sudah tidak memiliki stok beras lokal atau dalam negeri.
“Stok kami saat ini di Bulog Cirebon, 100 persen beras impor. Terakhir kita melakukan penyerapan beras lokal itu di bulan September tahun kemarin,” bebernya.