Marinah (48), warga Blok Kagungan Desa Banjarwangunan Kecamatan Mundu tidak lagi buang air besar (BAB) di sungai.
Pasalnya, ibu rumah tangga yang sudah lama menjanda itu mendapat bantuan pembangunan sanitasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2023 ini.
Sayangnya, bantuan sanitasi dari Kemenkes tersebut hanya diperuntukkan untuk pembangunan spiteng, kloset, keramik lantai dan juga wastafel. Sehingga, bangunan sanitasi tidak tertutup dinding secara keseluruhan.
Kepada wartawan koran ini, Marinah mengaku, keluarganya sudah sejak kecil tidak mempunyai kamar mandi sehingga terbiasa untuk buang air besar ke sungai yang jarangnya hingga 1 kilometer.
BACA JUGA:Menuju Indonesia Emas 2045
Diakui Marinah, keluarganya tidak sanggup membangun sanitasi atau kamar mandi karena faktor ekonomi. “Jangankan untuk bangun kamar mandi, untuk makan saja susah, harus cari-cari uang dulu, suami saya kan sudah meninggal lama,” tuturnya.
Sehingga, Marinah mengaku bersyukur ketika ada bantuan pembangunan sanitasi meskipun tembok dinding sanitasi tidak tertutup penuh.
“Saya sangat bersyukur sekali, tidak BAB di sungai lagi. Tembok tidak nutup, tetapi saya tutup pakai karung, yang penting tidak terlihat dari luar,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Kelompok Kerja Masyarakat (KKM) Desa Banjarwangunan, Lili Solehati mengatakan, desanya mendapatkan bantuan pembangunan sanitasi dari Kementerian Kesehatan RI.
BACA JUGA:Sushi Tei Buka di Cirebon
“Pada tahun 2023 ini, mendapat bantuan pembangunan sanitasi, dengan anggaran Rp100 juta untuk 15 titik, termasuk untuk Ibu Marinah ini,” ungkapnya.
Dijelaskan Lili, pembangunan sanitasi terdiri dari beberapa item, yakni pembangunan sepiteng, kloset, keramik lantai dan westafel berikut jaringan pipanya.
“Bantuan pembangunan sanitasi tidak untuk pembangunan dinding atau tembok kamar mandi. Memang RAB-nya seperti itu, karena ini bersifat bantuan stimulan, sehingga untuk yang lain seperti dinding dan lainnya itu dari penerima atau masyarakat,” pungkasnya. (den)