Dari Peristiwa Tabrakan Kereta Api, Diki: Keras Sekali, Blank, Saya Gak Sadar

Jumat 05 Jan 2024 - 19:20 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

BANDUNG- Detik-Detik peristiwa tabrakan antara Kereta Api Turangga relasi Surabaya Gubeng-Bandung dengan Kereta Api Commuterline Bandung Raya sempat diceritakan oleh Diki Ramdani.

Diki merupakan Kondektur KA Turangga. Ia mengalami luka ringan dan sempat dievakuasi ke RSUD Cicalengka untuk penanganan medis. Kepada media, Diki Ramdani menyampaikan detik-detik terjadinya kecelakaan yang dialami lokomotifnya.

Diki mengatakan, sesaat kejadian, ia mendengar suara yang sangat keras. “Suara (tabrakan, red) sangat keras. Setelah itu saya gak inget apa-apa. Setelah suara yang sangat keras itu, langsung blank, gak sadar," kata Diki di RSUD Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Ia mengungkapkan, saat kejadian dirinya ada di lokomotif belakang.  Ia pun memastikan kondisi seluruh penumpang KA Turangga aman. “Alhamdulillah aman (penumpang, red). Saya sendiri pas awal masih dengar suara keras seklai, selebihnya gak ingat," tuturnya.

BACA JUGA:Tabrakan Kereta di Jalur Tunggal, Pakar: Kemungkinan Ada Miskomunikasi

Hingga sore kemarin Diki sedang menjalani perawatan di RSUD Cicalengka. Peristiwa itu mengakibatkan korban meninggal dunia empat orang dan 37 luka-luka.

SEMPAT KESULITAN LAKUKAN EVAKUASI
Kepala Kantor SAR Bandung Hery Marantika mengatakan mengupayakan evakuasi dengan berbagai cara. Cara pertama, gerbong kereta yang anjlok diangkat atau dipotong menggunakan alat pemotongan besi.

“Proses evakuasi baik dari Basarnas, TNI, Polri, kemudian SAR gabungan, sedang mengupayakan dua teknik evakuasi. Pertama, gerbongnya coba kami angkat atau tarik, kalau memang ini tidak memungkinkan, kami coba usulkan ke PT KAI untuk dipotong sebagian gerbongnya," kata Hery ditemui di TKP, Jumat (5/1).

Hery mengungkapkan, kesulitan petugas dalam mengevakuasi kereta adalah medan area yang sempit. Pasalnya, lokasi kejadian berada di tengah sawah yang dekat dengan permukiman warga.

BACA JUGA:Proyek Pataraksa, Pengamat: Bangun Ulang Bukan Solusi, Audit Saja Dulu

“Kesulitannya medan area yang sempit, yang kedua animo masyarakat untuk menonton ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami, dan ketiga benturan dari badan keretanya yang tinggi," jelasnya. (jpnn/rc)

Kategori :