Kemenag Kota Cirebon Tentang Fenomena Haji Jalan Kaki: Bisa, tapi Sangat Tidak Mudah

Kamis 13 Mar 2025 - 18:30 WIB
Reporter : Eep F
Editor : Eep F
Kemenag Kota Cirebon Tentang Fenomena Haji Jalan Kaki: Bisa, tapi Sangat Tidak Mudah

CIREBON- Fenomena haji jalan kaki atau naik sepeda akhir-akhir ini menjadi viral dan menarik perhatian masyarakat Indonesia, terutama di ranah media sosial (medsos). 

Narasi keteguhan iman dan spiritualitas yang mendalam kerap kali menyertainya. Tapi apakah bisa berhaji hanya dengan bermodal tekad yang kuat saja?

Ya, beberapa bulan jelang pelaksanaan ibadah haji 2025, media sosial dihebohkan dengan orang-orang yang berangkat ke Tanah Suci dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Bahkan ada juga yang menampilkan seseorang berangkat haji dengan menaiki getek kecil yang terbuat dari susunan galon air bekas dan beberapa bilah bambu.

Beberapa orang tersebut ada yang berangkat sendirian. Adapula yang berangkat dengan teman, saudara, atau anak-anaknya. Biasanya, membawa membawa spanduk kecil yang menampilkan bendera Indonesia dan Arab Saudi serta informasi tujuannya, seperti Cirebon to Mekkah dan sebagainya.

Nah, tidak sedikit dari para pengguna medsos yang berasumsi bahwa mereka melakukan itu hanya untuk mengundang simpati agar mendapatkan donasi di jalanan. Namun, ada juga netizen yang tetap berbaik sangka kepada mereka.

BACA JUGA:Pemkab Cirebon Pastikan Ada Anggaran untuk Gaji PPPK Hasil Seleksi 2024

Kasi Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kantor Kemenag Kota Cirebon Rokhiyatun MPdI mengatakan bahwa akhir-akhir ini memang semakin banyak orang-orang yang berangkat haji hanya dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Sehingga hal ini menjadi fenomena tersendiri.

Ia sendiri mengaku pernah menjumpai pelancong yang sampai ke Madinah dengan hanya mengayuh sepedanya belasan ribu kilometer dari Sulawesi ke Arab Saudi. Peristiwa itu terjadi pada penyelenggaraan Ibadah Haji tahun lalu.

“Memang ada orang-orang dari Indonesia yang bisa berhaji dengan hanya naik sepeda. Namun tentunya tidak mudah dan tidak sembarangan," kata Rokhiyatun kepada Radar Cirebon, Kamis (13/3/2025).

Rokhiyatun menjelaskan, pada dasarnya orang yang melintas suatu negara dengan cara jalan kaki, sepeda, mobil, sepeda motor dan pesawat, semuanya boleh saja. Asalkan mereka memiliki izin untuk masuk ke negara tertentu dengan paspor dan visa di masing-masing negara. 

BACA JUGA:Potensi Dana Umat Rp300 Triliun

Maka dari itu, selain harus mempunyai fisik yang sangat prima, mereka juga harus melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan. Termasuk visa khusus haji yang menjadi syarat mutlak bagi setiap orang yang akan melaksanakan ibadah haji. Jika tidak memilikinya, tentunya oleh Otoritas Haji Kerajaan Arab Saudi akan dianggap sebagai jamaah haji gelap alias ilegal.

Oleh karena itu, dirinya meminta agar masyarakat bijak dalam menanggapi berbagai konten yang menampilkan perjalanan haji dengan jalan kaki atau naik sepeda. Mengapresiasi perjuangan seseorang dalam menempuh perjalanan spriritualnya sah-sah saja. Akan tapi jika perjalanan ke Tanah Suci dengan cara ekstrem ini hanya dijadikan sebagai sensasi belaka, tentunya dikhawatirkan akan mengikis aspek ritual menjadi hanya sekadar hiburan.

“Kita paham bahwa sebagai umat Islam, tentu keinginan untuk melaksanakan rukun iman yang ke-5 ini sangat besar, namun terkendala dengan biaya atau waiting list haji yang sangat lama. Namun kita juga harus berfikir, kalau tujuannya ke Mekkah tapi cuma pakai getek saja kan bagaimana bisa sampainya?” ujarnya. 

BACA JUGA:Cemburu, Pria di Indramayu Bakar Istri Siri

Kategori :