Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Cirebon menggelar sosialisasi organisasi dan informasi babak kualifikasi (BK) serta babak utama Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Barat Tahun 2026. Sosialisasi digelar di aula KONI Kota Cirebon selama dua hari, 23-24 Desember 2024.
Dalam sosialisasi tersebut, dibagi dalam tiga sesi. Untuk tiap sesinya dihadiri oleh 10 cabang olahraga (cabor) anggota KONI Kota Cirebon. Turut hadir langsung Ketua Umum KONI Kota Cirebon Hj Wati Musilawati, serta para pengurus KONI. Hadir pula wakil ketua KONI Kota Cirebon, Eka Madya.
Dalam sosialisasi tersebut, KONI menjabarkan poin-poin penting dari mutasi atlet terbaru. Serta aturan baru Porprov Jawa Bara 2026. Termasuk babak kualifikasi BK Porprov Jabar, yang digelar tahun 2025.
KONI menjelaskan bahwa mutasi atlet selalu terjadi jelang pelaksanaan Porprov Jabar. Untuk kali ini ketat. Termasuk juga menjelang babak kualifikasi. Tentunya, KONI merasa perlu untuk menjelaskan beberapa aturan terbaru, sehingga, ketika nanti ada cabang olahraga (cabor) yang melakukan mutasi atlet, maka sudah mengetahui syarat-syarat dan ketentuannya.
BACA JUGA:Performa Buruk di Piala AFF 2024, Cristian Gonzales Tawarkan Diri Jadi Pelatih Striker Timnas
Aturan-aturan soal mutasi atlet ini, di-SK-kan oleh KONI Jawa Barat. SK Nomor: 46 Tahun 2024 tersebut tentang peraturan mutasi atlet dalam rangka Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Jawa Barat 2026 ketua umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Provinsi Jawa Barat. SK tersebut ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 2024.
Dalam sosialisasi tersebut juga terjadi diskusi. Masukan dari cabor dijawab oleh KONI, yang sebelumnya telah mengikuti rapat kerja (raker) KONI Jawa Barat beberapa waktu lalu.
“KONI ingin menertibkan bagaimana teknis mutasi atlet. Jangan sampai terjadi kekeliruan atau ada masalah saat BK atau di babak utama Porprov Jabar,” kata Wati Musilawati.
Sementara itu, Sekretaris Umum (Sekum) Taekwondo Indonesia (TI) Kota Cirebon, Suwiriyadi menilai, adanya aturan mutasi yang ketat, sangat bagus. Sebab, aturan yang benar-benar berkualitas harus ditempuh oleh semua daerah. "Intinya untuk menertibkan atlet yang memperkuat suatu daerah," ujarnya kepada Radar Cirebon. (mid)