Ancaman Lain Pergantian Musim

Minggu 15 Dec 2024 - 17:27 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Kemudian, berakhirnya waktu musim panas merupakan pemicu yang cukup besar bagi orang yang mengalami depresi musim dingin.

Seseorang yang menyintas SAD terbagi menjadi dua golongan yakni “orang musim panas” dan “orang musim dingin”, mereka bisa menjadi sangat lelah dan merasa tertekan sepanjang musim atau cuaca ekstrem terjadi, biasanya pada musim hujan yang panjang atau dingin. 

Meskipun lebih sering terjadi di negara empat musim, tetapi penduduk yang tinggal di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia juga memiliki kemungkinan untuk mengalami SAD.

Biasanya, gejala SAD akan muncul pada musim penghujan, hanya saja kondisi musim penghujan tidak se-ekstrem musim dingin (masih ada cahaya matahari yang cukup cerah di musim hujan) sehingga gejala SAD nyaris tidak terdeteksi.

BACA JUGA:Pilkada Terlalu Mahal, Prabowo: Calon yang Menang Saja Lesu, Apalagi yang Kalah

Pada laman VoA memuat bahwa penyebab dari SAD dipengaruhi dari keberadaan sinar matahari. Sel-sel khusus di mata mengubah bagian panjang gelombang biru dari sinar matahari yang mempengaruhi suasana hati dan kewaspadaan.

Ketika sel-sel menyerap gelombang tersebut, pusat kewaspadaan otak diaktifkan sehingga merasa lebih terjaga dan merasa kebih bahagia.

SAD bisa dibilang kerentanan sosial. Anita (2018) meninjau menggunakan perspektif psikoanalisa bahwa penyebab depresi disebabkan oleh trauma di masa lalu yang kemudian muncul kembali berupa SAD karena adanya asosiasi antara trauma dengan musim hujan yang hadir setiap tahun yang membawa kembali kenangan-kenangan masa lalu yang traumatis.

Selain itu kekurangan sinar matahari saat musim hujan juga memengaruhi energi serta mengubah serotonin yang ditandai dengan perasaan sedih sepanjang hari.

BACA JUGA:Kejari Kota Cirebon Cek Lagi Gedung Setda, Kali Ini Area Konstruksi yang Vital

Perubahan musim memang bukan menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan munculnya gejala depresi. Bila ditelaah lebih jauh, akan ada banyak fator yang berpengaruh pada keadaan tersebut.

Meskipun begitu, SAD tidak bisa diabaikan. Walaupun realitanya, isu kesehatan mental di Indonesia masih dianggap tabu dan belum mendapatkan perhatian yang setara dengan penyakit yang lain.

Bagaimana seseorang yang rentan terkena virus influenza di musim hujan diobati seharusnya juga sama dengan penyintas SAD mendapatkan perawatan karena penyakitnya akan kambuh ketika musim berganti.

Mengambil tindakan medis untuk gejala SAD seharusnya juga sama umumnya dengan memeriksakan diri ke puskesmas saat flu dan batuk menyerang.

BACA JUGA:Didin: Kualitas Bangunan Sekolah Hasil Rehab Perlu Dievaluasi

Dalam kajian risiko bencana, keadaan masyarakat yang memiliki keterbatasan kemampuan akan masuk dalam variabel kerentanan.

Tags :
Kategori :

Terkait