CIREBON - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cirebon menjadi Lapas percontohan di Indonesia dalam program pengobatan tuberkulosis (TB), hepatitis, HIV/AIDS, dan infeksi menular seksual (IMS) kepada para narapidana.
Untuk memastikan keberlanjutan layanan tersebut, Lapas Cirebon mengundang Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon dan Rumah Sakit (RS) Permata Cirebon untuk melaksanakan sosialisasi dan screening TB kepada para narapidana pada Selasa (19/11) lalu.
Perwakilan Dinkes Kota Cirebon, Dian Purbarani, mengatakan bahwa sosialisasi dan screening bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada narapidana serta mencegah dan mengobati penyakit.
Hal ini penting karena potensi penularan penyakit akan lebih mudah terjadi jika narapidana kurang memiliki kesadaran tentang penyakit tersebut.
Pada sesi sosialisasi, dr Ilmi Artsyifani Fitriah Iskandar dari RS Permata Cirebon menyampaikan edukasi tentang cara menghindari, mencegah, dan menanggulangi penyakit tersebut dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Dokter Ilmi juga menekankan pentingnya kesadaran individu dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk mencegah penularan penyakit.
Selanjutnya, dilaksanakan screening dengan anamnesis, yaitu wawancara medis untuk mengumpulkan informasi gejala kesehatan dari setiap narapidana.
Jika ditemukan gejala TB, narapidana akan menjalani pengambilan sampel dahak untuk uji laboratorium lanjutan.
Kegiatan screening dilakukan secara rutin, terfokus pada narapidana baru dan narapidana dengan dugaan TB, maupun yang pernah kontak dengan para suspect.
Selain itu, bagi narapidana yang pernah kontak langsung dengan suspect TB, akan dilakukan tes mantoux atau tuberculin skin test (TST) untuk mendeteksi bakteri penyebab TB. Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan tuberkulin di bawah kulit lengan, kemudian mengamati reaksi yang terjadi. (ade)