Jembatan Hati

Jumat 22 Nov 2024 - 17:40 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Mereka menghadapi kenyataan hidup yang menghampirinya. Masalah itu mereka selesaikan sendiri. Mereka menemui masalah dan diselesalikan tanpa membincangkan, mendiskusikan, atau diseminarkan.

Mereka orang-orang yang biasa berhadapan dengan masalah. Kita mengetahui kondisi mereka setelah dipublikasikan media.

Sebetulnya kita juga menunggu berita telah terpasangnya jembatan. Berita itu sesungguhnya menjadi ladang pahala bagi siapa pun yang peduli, terutama pada pejabat yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesejahteraan rakyat.

Pada sisi lain banyak hal dibicarakan oleh banyak orang yang mempunyai berbagai kepentingan. Banyak kasus yang dibicarakan, tetapi menguap setelah dibicarakan. Kasus itu hanya dibicarakan.

BACA JUGA:2 Ton Pupuk Subsidi Diselewengkan di Majalengka, Polisi Amankan Pelaku Berinisial DH

Setiap saat, jika senang menghitung, jutaan kata-kata disalurkan melalui berbagai saluran, melalui media daring (biasanya melalui Youtube).

Mereka menyusun gagasan dengan kalimat-kalimat meyakinkan, memaksa, atau biasa saja hanya memberi tahu. Banyak orang yang berkpentingan hadir di tengah berbagai kepentingan.

Kita juga bisa mendengarkan diskusi-diskusi yang membahas topik hangat, sedang dibicarakan dan “diprediksi” akhirnya.

Pembicaraan itu terus berlanjut meski banyak yang tidak sejalan dengan yang terjadi di lapangan. 

BACA JUGA:Pendistribusian Logistik Dikawal Ketat Personel Polres Indramayu

Pembicaraan itu menyenangkan bagi yang senang berbicara. Segala hal yang terjadi di masyarakat, terutama yang sedang hangat sesaat, seperti masalah pemilu, masalah kebinet, dan berbagai masalah sosial lainnya.

Pembicaraan itu tidak akan pernah berakhir karena masing-masing asyik dengan posisinya masing-masing. Siapa sebenarnya yang “mengasyiki” pembicaraan itu; pembicaranya dan beberapa orang yang berkepentingan.

Mungkin saja yang menonton banyak (kisaran 100 ribu atau 300 ribu, mungkin juga lebih dari 1 juta dari sekian ratus juta).

Hanya menonton dengan mata, tidak sampai ke hati. Hanya lewat. Hanya mampir karena tidak ada tontonan lain.  Hanya tertarik sesaat.

BACA JUGA: 128 ASN Pemkab Kuningan Masuki Purna Bhakti

Begitu pula komentar para ahli melalui media cetak. Setiap hari teks tulis beredar. Orang-orang tertentu membaca komentar dan lebih banyak yang tidak membaca dan yang membaca pun belum tentu mempedulikannya.

Tags :
Kategori :

Terkait