Catatan Abdul Hamid, Redaktur Olahraga Radar Cirebon
PESAN WhatsApp (WA) sekitar pukul 07.00, Senin pagi (4/11/2024), mengejutkan saya. Pesan itu: Atep Kosasih meninggal dunia. Berulang dibaca. Saya mengira pesan itu mengabarkan kerabat Atep berpulang. Ternyata yang meninggal itu senior saya, Ketua Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Kota Cirebon, Atep Kosasih.
Meninggalnya legenda gulat Kota Cirebon itu memang sempat membuat saya dan rekan-rekan di KONI sempat tak percaya. Kabar yang kami terima, Guru Olahraga SMPN 4 Kota Cirebon itu mendadak tak bangun dari tempat tidur pada pagi hari. Oleh keluarga, langsung dievakuasi ke RSD Gunung Jati. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia.
Atep Kosasih, teman sekaligus senior saya di kampus Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI Bandung. Saya sendiri terakhir bertemu dengannya sekitar sebulan lalu. Yakni pada pembukaan kegiatan Popkota.
BACA JUGA:KPU Kuningan Didemo Mahasiswa
Senin pagi (4/11), kediaman Atep di Desa Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, dipenuhi pelayat. Jumlahnya ribuan. Ada rekan kerja, olahragawan, pejabat Pemkot Cirebon, dan lainnya. Semua berkumpul di sana. Bahkan, siswa-siswi SMPN 4 Kota Cirebon juga gantian bertakziyah.
Sosok Atep Kosasih memang orang yang supel. Suka menyapa duluan ketimbang disapa. Sikapnya yang humble, membuatnya terkenal. Mungkin juga bisa cepat akrab karena sosoknya yang bertubuh gemuk. Atep juga sosok yang rajin beribadah. Selama membina atlet, dia selalu menekankan pentingnya pasrah kepada Allah SWT. Pasrah dalam arti, serahkan hasilnya kepada Allah SWT jika sudah maksimal berusaha.
Dalam riwayat karirnya di dunia gulat, Atep adalah orang yang sangat berjasa. Prestasi gulat Kota Cirebon diakui di level Jawa Barat. PGSI Jawa Barat kerap mencari bibit atlet dari Kota Cirebon binaan Atep.
Dimulai tahun 2006, Atep hijrah ke Kota Cirebon, yang sebelumnya berasal dari Kabupaten Bandung. Saking cintanya ke Kota Cirebon, ia rela mengajar di SMP Wahidin, sebagai guru olahraga honor saat itu. Nah, kebetulan, di tahun tersebut ada tes CPNS. Atep akhirnya lolos dan ditempatkan di SMP Negeri 4 Kota Cirebon hingga wafat.
BACA JUGA:Kapolda Jabar Gelar Makan Siang Bergizi untuk Pelajar SD di Indramayu
Memberikan kontribusi kepada Kota Cirebon, Atep pun berkarir sebagai pelatih gulat. Beragam prestasi diraihnya. Puncaknya adalah pada Pekan Olahraga Provinsi (Poprprov) Jawa Barat tahun 2022. Dia berhasil membawa atletnya meraih 4 medali emas, 4 perak dan 3 perunggu (total 11 medali).
Raihan medali emas itu yang terbanyak dibandingkan dengan cabor lain. Dengan kata lain, cabor gulat lebih unggul karena tidak ada cabor yang bisa meraih 4 medali emas pada Porprov Jabar 2022. Sebelum itu, Atep juga orang di belakang layar yang ikut mengantarkan Kota Cirebon berada di peringkat 10 besar Jawa Barat (Porprov 2014 dan 2018).
Atep lebih berjasa lagi ketika beberapa tahun lalu mengumpulkan dana untuk membangun GOR (gelanggang olahraga) khusus cabang olahraga gulat. Ternyata, sekitar empat tahun lalu, GOR tersebut diresmikan. Banyak anak-anak belajar gulat di sana. Termasuk atlet gulat berprestasi Kota Cirebon yang meraih medali pada perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (Poprprov) Jawa Barat.
Usai Porprov Jabar 2018, Atep mulai mengeluh sakit. Beberapa kali dirinya berobat, tapi bisa sehat kembali. Di Porprov Jabar 2022, Atep ngedrop, hingga pengurus KONI Kota Cirebon merawatnya saat Porprov Jabar 2022 berlangsung.
BACA JUGA:Direvitalisasi, Komisi II DPRD Tinjau Situs Pemandian Sang Raja