Potensi bencana alam di Kabupaten Cirebon cukup tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon pun sudah memetakan sejumlah wilayah yang berpotensi bencana selama musim penghujan nanti.
Berdasarkan hasil kajian analisis risiko bencana tentang penanggulangan banjir di Kabupaten Cirebon, ancaman bencana banjir di Kabupaten Cirebon saat ini memiliki tingkat risiko bencana dengan 87 persen desa merupakan tingkat risiko banjir rendah, dan enam persen desa tingkat risiko banjir sedang.
Sedangkan, untuk tingkat risiko banjir tinggi terdapat 24 desa atau 7 persen desa di Kabupaten Cirebon.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Cirebon, Herri Purnama mengatakan, ada empat potensi bencana di Kabupaten Cirebon seperti, banjir, longsor, puting beliung dan kebakaran.
BACA JUGA:Sebulan, Tangkap 17 Orang
Dari 40 kecamatan, 21 diantaranya merupakan daerah rawan banjir. Yakni, Kecamatan Pasaleman, Ciledug, Losari, Pabedilan, Babakan, Gebang, lemahabang, Astanajapura, pangenan, Mundu, Plumbon, Plered, Tengahtani, Gunungjati, Kapetakan, Suranenggala, Arjawinangun, Panguragan, Susukan, Gegesik, dan Kecamatan Kaliwedi.
Sementara, daerah rawan longsor terdiri dari enam kecamatan meliputi, Kecamatan Waled, Sedong, Beber, Sumber, Greged dan Dukupuntang. Sedangkan puting beliung kerap terjadi di Kecamatan Pabuaran, Losari, Karangsambung, Astanajapura, Palimanan, Jambang, Kecamatan Gegesik.
“Potensi bencana alam ini tersebar di 40 kecamatan, maka masyarakat, pihak kecamatan dan pemerintah desa agar tetap siaga setiap waktu. Sebab, karakteristik masing-masing kecamatan itu berbeda,” ujar Herri kepada Radar Cirebon, kemarin.
Apalagi, jika melihat keadaan wilayah Kabupaten Cirebon, kejadian bencana lainnya bisa saja berpotensi terjadi sewaktu-waktu. Tanpa diketahui. Artinya, perlu peningkatan kewaspadaan terhadap kejadian bencana.
BACA JUGA:Rp4 Miliar dari Retribusi Sampah
Menurutnya, daerah yang merupakan wilayah banjir itu mayoritas dilintasi sungai-sungai besar seperti di wilayah timur, yang dilintasi sungai Cisanggarung, Sungai Cimanis dan Sungai Ciberes. Sedangkan, wilayah barat, dilintasi Sungai Ciwaringin. Sementara di wilayah Utara, dilintasi aliran Sungai bondet.
Jadi yang potensi banjir langganan setiap tahun pastinya wilayah Timur, Barat dan Utara. “Sedangkan wilayah selatan masuknya rawan longsor seperti Kecamatan Waled, Sedong, Beber, Sumber, Greged dan Dukupuntang,” ungkapnya.
Herri mengaku, dalam bentuk kesiapsiagaan bencana pihaknya telah menyiapkan peralatan siaga banjir mulai dari tenda, perahu karet dan pelampung. Namun, peralatan itu belum maksimal.
Meski demikian, pihaknya telah melakukan sosialisasi ke desa-desa yang rawan bencana, bahkan ada beberapa desa yang telah dilatih destana artinya, desa dilatih untuk menjadi desa tangguh bencana (destana).
BACA JUGA:Hasil Lokakarya Ditindaklanjuti sebagai RPJMD