Keren! Museum Berbasis AI Ada di Keraton Kasepuhan Cirebon

Senin 28 Oct 2024 - 19:13 WIB
Reporter : Amirul I
Editor : Amirul I

CIREBON- Keraton Kasepuhan Cirebon kini punya museum berbasis AI atau Artificial Intelligence. Museum yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap sejarah dan budaya lokal, khususnya keraton.

Musemu berbasis AI itu diluncurkan pada Sabtu kemarin, 26 Oktober 2024. Museum ini hadir atas kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Kemenparekraf dan Baparekraf, Center of Excellence Smart Tourism and Hospitality, PT Grhayasa Nusacitra Estima, dan PT Curaweda Palagan Innotech (Curaweda).

Namanya adalah Museum CAVE Artificial Intelligence (AI) Lorong Waktu Sejarah (LOTUS). Kehadiran museum yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap sejarah dan budaya lokal khususnya Keraton. 

Pada peluncurannya dihadiri Pangeran Patih Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Muhammad Nusantara. Pihaknya senang atas hadirnya kolaborasi ini. “Semoga museum ini tak hanya bermanfaat untuk edukasi sejarah, tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi keraton lainnya untuk mengikuti jejak serupa,” ujar Muhammad Nusantara.

BACA JUGA:Menteri PANRB Tekankan Peran ASN Muda dalam Pembangunan

Sementara Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur pada Kemenparekraf/Baparekraf, Hariyanto, mengapresiasi peluncuan Museum CAVE AI LOTUS. Ia mengatakan bahwa ini adalah langkah penting dalam memperkenalkan sejarah dan budaya Cirebon melalui inovatif yang dapat memperkaya pengalaman wisatawan.

“Kami sangat mengapresiasi peluncuran Museum CAVE AI LOTUS. Ini adalah wujud konkrit penguatan atraksi untuk memastikan para pengunjung atau wisatawan untuk merasakan pengalaman dan sensasi berbeda memiliki nilai tambah dari edukasi maupun pengenalan teknologi informasi, termasuk AI,” ujarnya.

Museum CAVE AI LOTUS sendiri dikembangkan untuk memberikan pengalaman sejarah yang lebih interaktif dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan. CEO Curaweda, Azhar Muhammad Faud, menyatakan bahwa museum ini merupakan upaya kolaboratif yang bertujuan mengedukasi generasi muda dengan pendekatan yang modern dan menarik.

“Kenapa keraton? Indonesia saat ini memiliki 7 candi dan 57 keraton, generasi muda sekarang cenderung lebih memilih hiburan yang lain dibandingkan sejarah. Sehingga dengan Museum AI ini, kami berharap mereka bisa lebih tertarik mempelajari sejarah pahlawan dan budaya Indonesia melalui teknologi canggih,” katanya. 

BACA JUGA:Pemuda Komponen Penting Pembangunan

“Melihat atensi yang muncul saat ini lebih menarik dari pada sejarah, Museum AI adalah sebuah wahana yang kami bersama ciptakan untuk mengedukasi generasi muda dengan sejarah para pahlawan Indonesia dengan lebih akurat dan breakthrough melalui AI,” sambung Azhar.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf, Sri Utari Widyastuti, juga menyatakan dukungannya. Menurutnya, keraton sebagai destinasi wisata heritage harus mampu menarik perhatian wisatawan dengan kemasan yang lebih interaktif dan modern. “Keraton Kasepuhan Cirebon memiliki nilai budaya yang luar biasa. Dan melalui teknologi AI ini, kita bisa menambah daya tariknya," jelas Utari.

Ketua Tim Peneliti Museum CAVE AI LOTUS dari Telkom University, Ersy Ervina, menjelaskan LOTUS merupakan wahana atraksi wisata edukasi berbentuk CAVE Automatic Virtual Environment yang menghidupkan sejarah dan budaya Indonesia melalui teknologi AI. 

“Jadi kita berpikir apa yang harus kita lakukan untuk pariwisata kita, sejarah, budaya kita untuk aset potensi, lalu di luar negeri kita senang masuk museum tapi di Indonesia masuk museum itu kayak gimana gitu ya, ini menjadi satu pemikiran kita ke depan untuk bagaimana membuat suatu wahana yang menarik,” bebernya. 

BACA JUGA:Menag Ingin Terapkan Retret di Kemenag

Tags :
Kategori :

Terkait