BPBD Kabupaten Cirebon Petakan 4 Potensi Bencana, Apa Saja bencana Alam Itu?

Selasa 22 Oct 2024 - 14:26 WIB
Reporter : Raswidi Hendra Suwarsa
Editor : Raswidi Hendra Suwarsa

CIREBON- Potensi bencana alam di Kabupaten Cirebon cukup tinggi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon pun memetakan empat potensi bencana di Kabupaten Cirebon.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Dr Deni Nurcahya MSi mengatakan, ada empat potensi bencana di Kabupaten Cirebon dari banjir, longsor, puting beliung dan kebakaran.  

Lebih lanjut, dikatakan Deni, untuk wilayah rawan longsor dan pergerakan tanah berada di enam kecamatan, antara lain Kecamatan Waled, Sedong, Beber, Sumber, Greged dan Dukupuntang. 

BACA JUGA:Alat Berat Lindas Ribuan Botol Miras di Halaman Mako Polresta Cirebon

“Daerah rawan longsor itu ada di enam kecamatan, dan perbatasan dengan Kuningan. Disana sering terjadi pergerakan tanah,” kata Deni, saat dihubungi melalui sambungan selularnya pada Senin 21 Oktober 2024.

Ia pun mengaku, sampai saat ini pihaknya belum mengetahui secara pasti penyebab pergerakan tanah di Desa Beber yang ramai diperbincangkan di media.

“Kalau penyebab pastinya masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Tapi memang wilayah tersebut berbukit dan tebing, sehingga rawan pergeseran tanah,” terangnya. 

BACA JUGA:Taufik Hidayat Wamenpora di Kabinet Prabowo, Berikut Sekilas Tentang Kiprahnya di Olahraga

Menurutnya, BPBD berencana melakukan asesmen lapangan untuk mengetahui kondisi terkini dan risiko yang lebih rinci. “Besok (Selasa), kami akan melakukan asesmen guna memetakan situasi di lapangan,” imbuhnya.

Sebelumnya, pergerakan tanah terjadi di RT 02 RW 07 Blok Pon Desa Beber Kecamatan Beber. Akibatnya, permukaan tanah yang semula rata menjadi ambles. 

Bahkan, sejumlah rumah warga mengalami retak- retak pada bagian dinding. Kondisi itu membuat warga setempat khawatir, jika dibiarkan membuat bangunan ambruk.

BACA JUGA:Nikita Mirzani Wakafkan 300 Al-Qur'an Saat Ibadah Umrah, Dinda Hauw: Masya Allah, Kakak Ini Salihah

“Akibat pergerakan tanah, rumah mengalami retak-retak dan khawatir ambruk jika tidak ada antisipasi dari pihak terkait,” ujar salah seorang warga, Maemunah.

Dirinya menduga, pergerakan tanah ini terkait dengan pembangunan perumahan di sekitar lokasi yang berlangsung beberapa tahun terakhir.

“Semenjak ada perumahan, rumah kami mulai retak saat hujan deras. Dulu, saat rumah masih dari bilik, tanah tidak pernah bergerak. Tapi setelah rumah diperbaiki, malah retak,” katanya.

Kategori :