Ia menekankan, Indonesia harus mampu memenuhi dan memproduksi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Pasalnya, Prabowo sudah melakukan kajian dengan para ahli pangan di Indonesia untuk melakukan program swasembada pangan. “Saya sudah pelajari bersama para pakar yang membantu saya, saya yakin paling lambat 4 sampai 5 tahun kita akan swasembada pangan, bahkan kita siap menjadi lumbung pangan dunia,” paparnya.
Presiden Prabowo juga menyinggung soal pemberian subsidi. Ia menegaskan bahwa subsidi akan diberikan kepada seluruh rakyat Indonesia yang membutuhkan. “Saudara-saudara sekalian, semua subsidi, bantuan kepada rakyat kita, yang masih dalam keadaan susah, harus kita yakin subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan,” tegasnya.
Ia meminta parlemen harus berani memberikan aturan pemberian subsidi kepada seluruh rakyat Indonesia yang tidak mampu. “Kita harus berani meneliti, dan kalau perlu kita ubah subsidi itu harus langsung kepada keluarga yang membutuhkan,” sambungnya.
Ia mengatakan dengan adanya dukungan teknologi terkini, diharapkan pemberian subsidi bisa tepat sasaran. “Dengan teknologi digital, kita akan mampu lakukan bahwa subsidi itu sampai pada setiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh aliran bantuan itu tak sampai ke mereka yang butuh,” bebernya.
BACA JUGA:Wakil Rakyat Provinsi Dorong Pengembangan Desa Wisata di Kuningan
Prabowo juga mengingatkan semua elemen bangsa agar tak mudah bangga pada status Indonesia yang masuk negara G20. Awalnya, ia menyebut saat ini masih banyak warga Indonesia yang belum menikmati hasil dari kemerdekaan karena banyak warga yang hidup di garis kemiskinan.
“Terlalu banyak saudara kita yang di bawah garis kemiskinan, terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi, terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian untuk berangkat sekolah," katanya.
Prabowo selanjutnya mengingatkan pemimpin politik tidak cepat puas dengan statistik yang menyatakan Indonesia dalam keadaan baik. “Jangan kita terlalu senang melihat angka statistik yang membuat kita cepat gembira, terlalu cepat, padahal kita belum melihat gambaran secara penuhnya," tegas Presiden Prabowo.
Ia lalu meminta pemimpin politik di tanah air tidak mudah puas dengan status Indonesia masuk negara G20. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia. “Kita merasa bangga kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 di dunia," kata Prabowo.
BACA JUGA:Dudy Pamuji: Wisata Maju Bisa Dongkrak PAD Kuningan
Dia menyebut pemimpin politik harus melihat situasi lapangan ketimbang merasa bangga dengan status Indonesia sebagai negara G20. Prabowo merasa masih banyak rakyat di Indonesia yang hidup di garis kemiskinan, seperti rakyat dan anak-anak yang kekurangan gizi.
“Apakah kita sadar rakyat dan anak-anak kita masih banyak yang kurang gizi, masih banyak rakyat kita yang tidak dapat pekerjaan yang baik, banyak sekolah-sekolah yang tidak terurus, saudara-saudara sekalian, kita harus berani melihat ini semua," tegas Prabowo Subianto.
ANTAR JOKOWI PULANG KE SOLO
Sementara itu, Presiden ke-7 RI, Jokowi, meninggalkan Istana Negara untuk kembali ke kampung halamannya di Solo, Jawa Tengah. Kepulangan Jokowi diantarkan langsung oleh Presiden ke-8 Prabowo Subianto seusai pelantikan.
Prabowo dan Jokowi menghadiri acara lepas sambut presiden di Istana Negara. Dikutip dari JPNN, keduanya mengenakan Baju Adat Betawi, Ujung Serong, yang juga dikenakan saat pelantikan presiden-wakil presiden. Usai serangkaian upacara di halaman Istana Merdeka, Jokowi menuju Bandara Halim Perdana Kusuma.
BACA JUGA:Kembangkan Potensi, Disporapar Bakal Petakan Desa Wisata