Emak-emak di Majalengka Serbu GPM di Taman Bagja Raharja

Kamis 17 Oct 2024 - 16:50 WIB
Reporter : Raswidi Hendra Suwarsa
Editor : Raswidi Hendra Suwarsa

BACA JUGA:DKIS Terus Monev Layanan Program Cirebon Satu Data

Karenanya, warga Desa Cicurug, Kecamatan/Kabupaten Majalengka tersebut sengaja datang ke GPM untuk memborong sejumlah kebutuhan pokok mulai dari beras, telur, gula pasir, minyak goreng, dan lainnya.

“Namanya emak-emak, selisih harga dua ribu atau tiga ribu rupiah tetap dikejar, karena lumayan untuk menambah jajan anak-anak,” ujar Dewi.

Penjabat Bupati Majalengka, Dedi Supandi, mengatakan bahwa GPM tersebut juga bakal melibatkan berbagai pihak, mulai dari BUMN, BUMD, UMKM, petani, pengusaha ritel, dan lainnya.

BACA JUGA:2 Lembaga Survei Mendaftar di KPU Kota Cirebon, Apa Saja Lembaga Survei Tersebut?

Menurutnya, kolaborasi dengan berbagai pihak dalam GPM ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas), khususnya di Kabupaten Majalengka.

“Kami sengaja melibatkan berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan pangan dan harganya juga terjangkau,” kata Dedi Supandi.

Ia menyatakan, kolaborasi dalam GPM dibutuhkan untuk memastikan ketersediaan pasokan, karena Pemkab Majalengka rutin melaksanakannya di setiap kecamatan.

BACA JUGA:Pemagaran Tribun Bagian Barat Stadion Watubelah Habiskan Anggaran Rp140 Juta

Selain itu, seluruh komoditas pangan mulai dari beras, minyak goreng, daging, gula pasir, telur, dan lainnya yang dijual dalam GPM juga dipastikan lebih murah dibandingkan harga pasar.

Oleh karena itu, Pemkab Majalengka berkomitmen untuk terus menggencarkan GPM demi menjaga ketersediaan pasokan dan mengendalikan inflasi.

“GPM ini cukup efektif untuk mengendalikan inflasi, karena masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokoknya dengan harga yang terjangkau,” ujar Dedi Supandi.

BACA JUGA:Warga Blok Pon Desa Beber Cemas Akibat Permukaan Tanah Ambles

Dedi menyampaikan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kabupaten Majalengka secara month to month (m-t-m) pada September 2024 tercatat mencapai 0,07 persen.

Ia mengakui bahwa catatan inflasi tersebut menunjukkan bahwa harga kebutuhan pokok di Kabupaten Majalengka masih terjangkau, dan daya beli masyarakat juga relatif terjaga.

“Kami optimistis melalui GPM ini dapat berdampak untuk mengendalikan inflasi Kabupaten Majalengka dan menjaga pasokan bahan pokok masyarakat,” katanya.

Kategori :